Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Susi Pudjiastuti Sindir Tokoh yang Sebut Ikan Tak Punya KTP

image-gnews
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung ke lokasi terdampak Gempa dan Tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 30 September 2018 lalu. Susi Pudjiastuti juga meninjau lokasi yang paling parah terkena dampak bencana gempa bumi dan tsunami antara lain Mamboro, Pantai Talise dan Kabupaten Sigi. Foto/Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung ke lokasi terdampak Gempa dan Tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 30 September 2018 lalu. Susi Pudjiastuti juga meninjau lokasi yang paling parah terkena dampak bencana gempa bumi dan tsunami antara lain Mamboro, Pantai Talise dan Kabupaten Sigi. Foto/Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan Indonesia sebagai bangsa merdeka tak boleh berkompromi dalam menjaga kekayaan alam negeri ini.

Baca juga: Disenggol Sandiaga, Susi Pudjiastuti Sindir Kasus Ratna Sarumpaet

Susi pun bersyukur Indonesia melalui Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada 13 Desember 1957 silam yang juga diakui internasional - telah meletakkan fondasi kuat demi melindungi kekayaan alamnya termasuk sumber daya laut di dalamnya.

"Bayangkan jika Djuanda tidak menyatakan deklarasinya itu dan dunia tidak mengakomodirnya, " ujar Susi kala menghadiri event Security Summit di Yogya Kamis 18 Oktober 2018.

Deklarasi Djuanda menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

"Berkat seorang Djuanda, lautan itu menyatukan pulau-pulau itu menjadi satu NKRI," ujar Susi.

Susi pun bercerita ketika dalam perang ilegal fishing ia tak henti mendapati pertentangan yang beragam dari berbagai pihak.
Misalnya ada tokoh yang menyerangnya dengan mengatakan bahwa ikan itu tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) sehingga bebas berenang kemana saja dan ditangkap kapal negara lain.

"Masak kita terus buatkan KTP buat ikan, wong buat KTP orang saja bertahun tahun masalah enggak selesai," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Susi Pudjiastuti tak mempermasalahkan jika ikan di perairan Indonesia berenang sampai keluar perbatasan wilayah lalu ditangkapi kapal negara lain.

"Makanya saya bilang (ke pengkritiknya) 'Bilang ke negara tetangga suruh tunggu saja di rumah masing-masing sampai ikan Indonesia sampai ke sana (berenang ke luar perbatasan)," ujarnya.

Baca juga: Ditegur Susi, Sandiaga: Tak Masalah sebelum Ditenggelamkan

Susi mengakui, jika pengambil kebijakan bisa konsisten, dan sedikit keras kepala dalam menegakkan peraturan, maka hasil dari kebijakan itu lambat laun bakal dirasakan.

Susi Pudjiastuti menyebut saat ini kondisi perikanan Indonesia sekarang cukup menggembirakan. Misalnya dapat terlihat dari kondisi ekspor ikan yang signifikan tiap tahun yang selalu di atas 10 persen kenaikannya. Bahkan semester pertama tahun ini kenaikan ekspor ikan sudah menyentuh 12,8 persen dibanding semester tahun lalu.

Meskipun dari kenaikan itu, ujar Susi bukan volumenya yang naik tajam melainkan value atau nilainya. Kenaikan value dan bukan volume ini menurut Susi justru bagus karena artinya sudah diterapkan penangkapan selektif pada komodits ikan. "Bukan asal tangkap ikan lagi dengan value murah-murah," ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.


Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

12 hari lalu

Ikan sarden. Pixabay.com/Dana Tentis
Manfaat Konsumsi Ikan Sarden dan Teri bagi Kesehatan

Mengganti daging merah dengan ikan seperti ikan sarden, herring, hingga ikan teri dapat mencegah 750 ribu kematian setiap tahun pada 2050.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

17 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

31 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.


Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

31 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Maaruf Amin memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa 9 Januari 2024. Sidang kabinet membahas Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah. TEMPO/Subekti.
Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.


Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

31 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/dok TEMPO/Fakhri Hermansyah TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

39 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

46 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

Tak semua ikan bisa dimakan lantaran ada berbagai ikan yang mengandung racun dan mengakibatkan fatal bagi siapa pun yang mengonsumsinya.


Inilah 4 Ikan Paling Beracun di Dunia

48 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Inilah 4 Ikan Paling Beracun di Dunia

Ikan stonefish, lionfish, pufferfish (buntal), dan surgeonfish dikenal karena racunnya mematikan.


Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil

49 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil

KKP mengklaim harga ikan terkendali meski permintaannya meningkat menjelang Ramadan dan Lebaran 2024.