TEMPO.CO, Kabupaten Sigi - Belum juga lima menit mesin Helikopter MI 17 itu mati, puluhan orang sudah menyerbu kendaraan milik Skadron Udara 31/Serbu TNI Angkatan Darat yang mendarat di Lapangan Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu siang, 13 Oktober 2018. Helikopter tersebut "diserbu" karena membawa bantuan untuk korban gempa Sigi dan tsunami Palu.
Baca: Gempa dan Tsunami Palu, Polri Tangkap Lagi 20 Tersangka Penjarah
“Tunggu, tunggu, sabar. Bantuannya lewat relawan,” kata Kolonel Infantri Teguh Puji Raharjo kepada para masyrakat. Kolonel Teguh ialah Kepala Dinas Penerangan Kogasgabpad Sulawesi Tengah yang saat itu mendampingi penyaluran bantuan. Personel TNI lain mengamankan anak-anak yang ikut mendekat.
Kardus demi kardus bantuan yang berada di dalam heli pun seketika diangkut ke mobil ambulans milik Palang Merah Indonesia. Mobil itu disediakan untuk mengangkut logistik ke pusat pendistribusiannya di daerah. Berat bantuan ini 2 ton. Ada mi instan dan makanan siap saji, popok, pempers, susu bayi, selimut, dan beras yang dibungkus dalam kardus.
Simak juga: Kisah Fatimatuzzarah, Dokter Muda Relawan Gempa Palu
Beberapa orang nekat membuka beberapa kardus dan mengambil isinya. Warga Kecamatan Kulawi, Helly, menyomot dua kaleng makanan dan sebungkus mi. Kaleng itu disembunyikannya di balik kaus. Tak dibiarkan seorang pun mengamati. Saat kepergok, ia hampir menangis. “Saya ini susah dapat bantuan,” katanya kepada seorang relawan lokal pengangkut logistik.
Bagaimana kisah pengungsi gempa Sigi bertahan dengan bantuan yang minim? baca kelanjutannya.