Kepada Tempo, Helly mengisahkan bahwa kampung mereka telat memperoleh bantuan karena akses darat terputus. Camat Kulawi, Rolli Bagalatu, membenarkan hal itu. Ia mengatakan bantuan pertama datang diangkut heli milik TNI pada H+5 setelah gempa Sigi. Hingga pekan pertama, tercatat 3 ton beras sudah masuk dan didistribusikan untuk 10 desa yang terdampak gempa.
Baca juga: Kisah Jerry, Selamat dari Likuifaksi yang Menggulung Petobo
Selama bantuan belum sampai di lorong-lorong pengungsi desa itu, Rolli mengatakan masyarakat berbagi makanan. Bantuan ke desa yang jarak tempuhnya sekitar 3 jam dari Kota Palu ini tersendat akses darat. Musababnya, ada empat titik longsor. Saat ini, tim gabungan sedang menggarap.
Meski bantuan sudah masuk, kata Rolli, ada kebutuhan pokok yang masih kurang. Misalnya beras, susu anak-anak, dan tenda. Selain soal akses, komunikasi di wilayah tersebut sedikit terhambat. Sebab, operator-operator seluler tidak dapat menangkap sinyal dengan baik.
Kolonel Teguh mengatakan distribusi bantuan di kantong-kantong terisolasi mulai disisir. Di Desa Bolapapu, misalnya, tiga heli masuk saban hari. Selain heli dari TNI, relawan lembaga swadaya masyarakat atau NGO seperti PMI telah menyediakan posko di desa terisolasi itu. Begitu pula relawan dari perusahaan-perusahaan swasta.
Tak cuma membawa logistik, heli ini juga mengangkut pekerja kemanusiaan di bidang medis. Letnan Dua (Letda) Corp Kesehatan Militer dr George Tirta merupakan salah satu yang diterjunkan menangani pasien korban gempa di daerah terisolasi itu.
Hari ini, dengan heli yang sama, ia mengangkut seorang perempuan warga Kulawi bernama Rabu, 70 tahun, yang mengalami patah tulang sejak gempa 2 pekan lalu. Rabu rencananya akan dibawa ke Rumah Sakit Undata saat heli kembali ke Palu.
Simak juga: Ada 2 Dugaan Penyebab Tsunami Palu: Longsor Bawah Laut dan...
Tepat tengah hari, heli itu terbang pulang. Para masyarakat terdampak gempa Sigi dan tsunami Palu menepi ke lapangan. Seorang anak berusia 5 tahun, Tasya, terlihat terus melambaikan tangan. “Besok aku tunggu susunya datang lagi,” kata bocah ini sebelum Tempo masuk ke heli bersama para personel TNI.