TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tak heran rekan separtainya, Fadli Zon, kerap menciptakan cuitan-cuitan politik yang bersifat satir. Musababnya, Fadli memiliki latar belakang pendidikan sastra. "Jadi apa yang ia buat itu menunjukkan kesastraannya," kata Dasco saat ditemui di Gedung Nusantara I, Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 26 September 2018.
Baca: Kader PSI Laporkan Video Potong Bebek Angsa Fadli Zon ke Polisi
Teranyar, Fadli Zon mengunggah lagu Potong Bebek Angsa, yang liriknya sudah diubah. "Potong bebek angsa, masak di kuali. Gagal urus bangsa, maksa dua kali," cuit Fadli lewat akun Twitter-nya.
Unggahan Fadli itu dipersoalkan kader Partai Solidaritas Indonesia, Rian Ernest. Ia mendatangi kantor Badan Reserse Kriminal untuk melaporkan Fadli Zon terkait dengan video "Potong Bebek Angsa PKI". Lirik dalam video itu dianggap berpotensi membuat keresahan, menaikkan tensi di masyarakat, membuat keonaran, dan menciptakan rasa tidak percaya kepada pemerintah.
Fadli sudah mengklarifikasi bahwa unggahan video tersebut bukan hasil karyanya. "Video yang saya posting itu bukan saya yang membuat. Saya lihat itu kreativitas masyarakat. Lagi pula, ini negara demokrasi. Kreativitas tersebut masih ada di koridor demokrasi. Demokrasi kita mengajarkan suatu kebebasan selama tidak memfitnah orang lain," kata Fadli.
Baca juga: Fadli Zon Minta Kampanye Jokowi Diawasi
Dasco tak menyoalkan bila Fadli Zon mengkritik pemerintah dengan pantun atau lirik lagu yang digubah ulang. Namun, kata dia, hasil karya tersebut tak boleh ditumpangi kepentingan-kepentingan tertentu hingga menimbulkan kegaduhan. Dasco mengimbau semua pihak menjaga tensi pada masa kampanye. "Sesuai dengan pesan Prabowo, mari menjaga suhu pemilu dan pilpres (pemilihan presiden)," ujarnya.