TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengaku sudah membaca artikel permintaan maaf dari Asia Sentinel dan pencabutan berita yang ditulis John Berthelsen.
Baca juga: Soal Asia Sentinel, Johan: Istana Tak Ada Kepentingan dengan SBY
"Meskipun kerusakan (damage) terhadap nama baik SBY dan Demokrat sudah terjadi, sebagai orang beriman dan umat hamba Allah, saya berikan maaf," kata SBY melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, Kamis, 20 September 2018.
Kendati sudah memaafkan media online yang berbasis di Hongkong itu, SBY mengatakan bahwa misinya belum selesai untuk menguak skandal fitnah terhadap dirinya. "Ini seperti puncak gunung es. Masih banyak misteri dan teka-teki yang harus dijawab dan dibongkar," ujarnya.
Menurut SBY, skandal fitnah Asia Sentinel melibatkan elemen asing dan bangsa sendiri. Tim investigasi, kata dia, akan terus bekerja hingga tuntas. Presiden RI keenam itu pun mengatakan hasil investigasninya akan dilaporkan kepada masyarakat. Ia mengatakan tak ingin Indonesia menjadi sarang produksi dan distribusi fitnah dan hoax.
Dalam cuitan selanjutnya, SBY mengatakan bahwa rakyat memberitahu dirinya ada politisi dan media massa (televisi) yang keterlaluan dalam menyebarkan fitnah. "Kami akan selesaikan sesuai undang-undang," katanya.
Jika tidak dibongkar sampai akarnya, SBY menuturkan setiap saat fitnah keji akan dimunculkan lagi. Ia pun mengaku lelah dan sudah bersabar selama 10 tahun. SBY pun meminta izin kepada Presiden Joko Widodo untuk memperjuangkan kebenaran. "Demi martabat dan kehormatan saya sebagai mantan presiden," kata dia.
"Saya tak ingin repotkan negara. Namun, bantuan kedutaan besar di sejumlah negara saya perlukan. Ini juga merupakan tugas mereka," kata SBY mengakhiri cuitannya.
Baca juga: Foto Bareng Bos Asia Sentinel, Moeldoko: Demokrat Jangan Baper
Media online yang berbasis di Hong Kong, Asia Sentinel, menyatakan permohonan maafnya kepada presiden keenam Indonesia, SBY atas pemberitaan kasus Bank Century. Permohonan maaf itu tertuang dalam satu artikel yang dibagikan di laman www.asiansentinel.com pada Rabu, 19 September 2018.
“Kami ingin meminta maaf sepenuhnya dan tegas kepada mantan Presiden Yudhoyono, Partai Demokrat, dan siapa saja yang dihina oleh artikel tersebut, dan lebih dari itu, kepada rakyat Indonesia untuk penghinaan yang mungkin kami timbulkan dengan cerita itu,” bunyi salah satu kutipan dalam artikel tersebut.