TEMPO.CO, Jakarta – Media online yang berbasis di Hong Kong, Asia Sentinel, menyatakan permohonan maafnya kepada presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhono (SBY) atas pemberitaan kasus Bank Century. Permohonan maaf itu tertuang dalam satu artikel yang dibagikan di laman www.asiansentinel.com pada Rabu, 19 September 2018.
Baca juga: Soal Asia Sentinel, Johan: Istana Tak Ada Kepentingan dengan SBY
“Kami ingin meminta maaf sepenuhnya dan tegas kepada mantan Presiden Yudhoyono, Partai Demokrat, dan siapa saja yang dihina oleh artikel tersebut, dan lebih dari itu, kepada rakyat Indonesia untuk penghinaan yang mungkin kami timbulkan dengan cerita itu,” bunyi salah satu kutipan dalam artikel tersebut.
Selain meminta maaf, Asia Sentinel telah menurunkan artikel yang berisi investigasi konspirasi pada kasus Bank Century. Dalam tulisan tersebut dikatakan SBY bersama 30 pejabat lain melakukan tindak pencucian uang sebesar US$ 12 miliar atau setara Rp 177 triliun. Saat Tempo berusaha mencari artikel yang diterbitkan pada 10 September 2018 itu melalui mesin pencarian Google, tak ditemukan artikel tersebut di laman Asian Sentinel.
Dalam artikel permohonan maafnya, tertulis nama Pemimpin Redaksi Asia Sentinel John Berthelsen sebagai pihak yang membuat artikel soal kasus Bank Century. Pada kasus yang terjadi 2008 silam itu, John menyebutkan beberapa nama dalam artikelnya.
Namun, John mengakui tidak mencari komentar narasumber secara berimbang dalam artikel tersebut. Sehingga pemberitaan itu berdampak ketidakadilan untuk pihak SBY.
“Artikel itu hanya satu sisi dan melanggar praktik jurnalistik yang adil,” bunyi kutipan di artikel permohonan maaf itu.
Di akhir artikel permohonan maaf, Asia Sentinel menyatakan rasa hormatnya yang tinggi kepada SBY yang telah yang telah melayani negaranya dan secara luas dihormati sebagai negarawan Asia.