Menyebut kegiatan #2019GantiPresiden sebagai gerakan makar
Ngabalin menyebut aksi dan deklarasi #2019GantiPresiden memenuhi unsur makar. Dia beralasan, 2019 dimulai dari tanggal 1 Januari pukul 00.00. "Artinya apa, saat itu juga ganti presiden, artinya tindakan makar," kata Ngabalin kepada Tempo, Senin, 27 Agustus 2018.
Baca: Istana Bantah Dorong Penolakan Gerakan #2019GantiPresiden
Padahal, kata Ngabalin, Indonesia baru melaksanakan pemilihan presiden pada 17 April 2019. Ngabalin pun berujar slogan #2019GantiPresiden itu harus berubah jika tak ingin disebut makar. "Kasih #17April2019GantiPresiden," kata dia.
Ngabalin melanjutkan, segala aktivitas dan deklarasi #2019GantiPresiden pun harus dihentikan. Dia juga menyatakan mendukung tindakan aparat keamanan membubarkan aksi tersebut.
Tak cukup itu, Ngabalin menjadikan potensi konflik horisontal sebagai dalih mengapa gerakan ini harus dibubarkan. "Makar itu, makar. Harus dihentikan seluruh aktivitasnya. (Pembubarannya) harus di-back up," ujarnya.
Pernyataan ini diungkapkan Ngabalin dari penolakan massa terhadap kedatangan aktivis gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah daerah. Di Pekanbaru, misalnya, massa menolak kedatangan Neno Warisman yang diagendakan menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di kota tersebut. Badan Intelijen Negara Daerah akhirnya memulangkan Neno ke Jakarta.
Di Surabaya, massa juga mengepung hotel tempat musisi Ahmad Dhani menginap. Dhani juga dijadwalkan menghadiri deklarasi yang akan digelar di Tugu Pahlawan. Kepolisian Daerah Jawa Timur melarang deklarasi itu dengan alasan ada potensi kerusuhan.