TEMPO.CO, Lombok- Hampir satu bulan warga Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, tidur di tenda posko pengungsian. Rumah mereka luluh lantak dihantam gempa Lombok berkekuatan 6.4 skala richter pada 29 Juli lalu dan gempa-gempa susulan. Warga Dusun Sajang Daya, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Eni, mengatakan setelah gempa pertama itu keesokan harinya ada pendataan rumah oleh Ketua Rukun Tetangga. “Rumah saya tinggal puing-puing itu saja,” ujarnya saat ditemui di posko 1 Sajang, Sembalun, 22 Agustus 2018.
Eni mengatakan juga sudah menyerahkan data Kartu Keluarga, fotokopi Kartu Tanda Penduduk, dan nomor ponsel ke pegawai BRI untuk membuka rekening. Petugas bank datang ke kantor desa. “Tapi sampai saat ini belum dikasih buku rekeningnya,” kata dia.
Baca:
Cerita Pengungsi Gempa Lombok di Islamic ...
Akibat Gempa Lombok, Beberapa Bukit Longsor ...
Ia pun belum tahu bakal mendapat bantuan dari pemerintah atau tidak untuk membangun rumahnya. Sementara ini, Eni bersama suaminya juga memilih tinggal di tenda saja. “Masih belum kepikiran bangun rumah lagi. Trauma masuk rumah,” kata dia.
Gempa Lombok mengguncang sejak akhir Juli lalu. Saat itu, terdapat 16 korban jiwa. Gempa susulan dengan kekuatan lebih besar mengguncang pulau seribu masjid itu pada 5 Agustus hingga saat ini. Korban meninggal mencapai 500-an orang.
Baca: Korban Gempa Lombok di Mataram Kekurangan ...
Kepala RT 2 Dusun Sajang, Andi Suhadi, membenarkan sudah mendata seluruh warganya atas perintah kepala desa. Namun, ia tidak tahu tindak lanjut setelah itu. “Soalnya sampai saat ini tidak pernah ada perangkat pemerintah baik tingkat kecamatan, kabupaten, atau provinsi yang datang ke kami,” ujar Andi.
Dia mengatakan ada sekitar 400 kepala keluarga dengan 1020 jiwa di Dusun Sajang. Hampir semua rumah luluh lantak diguncang gempa Lombok. Para warga tidur di posko yang ada di lapangan serta beberapa mendirikan tenda di depan rumah masing-masing.
Simak: Pemerintah Putuskan Gempa Lombok Bukan ...
Menurut Andi, bantuan juga kian menipis. “Khususnya air bersih untuk mandi dan mencuci. Sehari hanya dikirim satu tangki untuk satu dusun ini. Kadang malah tidak sama sekali,” kata dia.
Sama halnya dengan warga di Dusun Sajang, Sembalun, pendataan kerusakan rumah juga sudah dilakukan di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Ada lima kecamatan yang hancur terkena gada lindu pada 5 Agustus lalu itu. Ekki Irwanto, warga Dusun Papak, Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga, mengatakan pendataan sudah dilakukan sepekan lalu. “Kayaknya perlu pendataan ulang karena gempa 19 Agustus kemarin banyak juga rumah yang rusak,” kata Ekki.
Berbeda dengan di Sembalun yang sudah diminta membuka rekening bank, warga Kecamatan Gangga belum diminta apa-apa. “Kami tidak diminta bikin akun bank,” ujarnya. Saat ini, kata Ekki, sekitar 90 persen rumah di Kecamatan Gangga rusak parah akibat gempa Lombok.