Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Pengungsi Gempa Lombok di Islamic Center: Minum Air Mentah

image-gnews
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) bersalaman dengan anak korban gempa di posko pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 14 Agustus 2018. Pemerintah akan memberi bantuan perbaikan rumah rusak ringan sebesar Rp 25 juta dan Rp 50 juta untuk rumah rusak berat. ANTARA
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) bersalaman dengan anak korban gempa di posko pengungsian Dusun Karang Subagan, Desa Pemenang Barat, Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 14 Agustus 2018. Pemerintah akan memberi bantuan perbaikan rumah rusak ringan sebesar Rp 25 juta dan Rp 50 juta untuk rumah rusak berat. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beralaskan karpet yang dibawa dari rumah, Atin Dina Mariana memangku sang anak yang sedang tertidur di halaman Islamic Center Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad malam, 19 Agustus 2018. Perempuan 35 tahun itu sesekali bersenda gurau dengan keluarganya yang mengungsi akibat Gempa Lombok. Ada 12 orang keluarga Atin yang duduk berdesak-desakan di karpet seluas 170 cm x 240 cm itu. “Kalau sudah ngantuk, kami baru pindah ke tenda,” kata Atin.

Baca: Gempa Lombok, Lapangan di Kota Mataram Dipenuhi Pengungsi

Keluarga Atin merupakan satu dari ratusan warga Kota Mataram yang mengungsi di halaman Islamic Center Nusa Tenggara Barat di Jalan Langko, Selaparang, Kota Mataram. Mereka mendirikan tenda ala kadarnya dari terpal yang dibawa sendiri sejak gempa 7 skala richter mengguncang Lombok dan sekitarnya pada Ahad malam, 5 Agustus lalu.

Ia beserta dua anaknya, yang berusia 12 tahun dan lima tahun, berjalan kaki sekitar 3,3 kilometer dari kampungnya di pesisir Kampung Banjar, Ampenan, menuju Islamic Center. Sedangkan suami Atin berjaga di rumah karena putri sulungnya yang berusia 14 tahun pingsan akibat gampa Lombok. “Waktu itu kabarnya berpotensi tsunami. Jadi kami panik dan nyari tempat yang jauh dari pesisir,” kata dia.

Meski Kota Mataram bukan pusat gempa Lombok dan bangunan yang rusak tak sebanyak serta separah di Lombok Utara maupun Lombok Timur, Atin dan penduduk lain memilih bertahan di tempat pengungsian. Siang yang terik dan malam yang dingin tak mereka hiraukan. Gempa susulan yang sering terjadi membuat mereka takut kembali ke rumah. Bahkan untuk ke kamar mandi saja Atin dan keluarganya was-was.

Simak juga: Penjelasan BMKG Soal Dua Gempa Susulan di Lombok Hari Ini

Di Islamic Center, kata Atin, warga membuat toilet sederhana yang ditutupi spanduk. Untuk mandi, mereka baru menyeberang ke toilet di Masjid Jami, Kota Mataram. “Itu pun tidak kami kunci dan saling menunggu,” ujarnya.

Kebutuhan makan dan minum pengungsi di Islamic Center juga mereka siapkan sendiri. Keluarga Atin meminum air mentah dari keran. “Sehabis gempa itu airnya keruh. Tapi alhamdulillah kami tidak kenapa-kenapa,” kata dia. Untuk makan, Atin membawa kompor dari rumahnya untuk masak di tempat pengungsian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama dua pekan itu, Atin juga tak bekerja. Biasanya ia berjualan gorengan di depan rumah. Kebutuhan membeli bahan makanan mengandalkan uang simpanan dari keluarga. Tak ada bantuan makanan untuk para pengungsi gempa Lombok di Islamic Center. Meski demikian, Atin dan warga lainnya tak berkecil hati. “Warga di Lombok Utara dan Lombok Timur lebih membutuhkan karena di sana paling parah,” ujarnya.

Menurut Atin, sempat ada belasan dus air mineral, susu, dan cemilan lainnya dari polisi. Namun, makanan itu didrop di salah satu tenda. Warga di tenda lain segan untuk meminta. “Karena di sini kami tidak ada koordinator maupun posko, sendiri-sendiri begini dengan keluarga masing-masing,” kata dia.

Selama dua hari terakhir, Atin dan keluarga sempat kembali ke rumah. Kompor dan peralatan lainnya itu ia bawa pulang dua hari lalu karena gempa sempat mereda. Pengungsian di Islamic Center juga sempat sepi. Namun, ia dan warga lainnya berbondong-bondong ke tempat pengungsian lagi saat gempa 6.5 SR mengguncang Lombok pada Ahad siang kemarin. “Menara masjid di dekat rumah goyang-goyang hampir jatuh, jadi kami langsung lari ke sini lagi,” ucapnya. “Kami takut.”

Gempa di lombok kembali terjadi pada Ahad siang. Beberapa jam kemudian, lindu susulan berkekuatan 7 skala richter mengguncang. Tepatnya pukul 22.56 Waktu Indonesia Timur, Ahad, 19 Agustus 2018. Lampu padam. Warga berhamburan dan panik. Mereka berbondong-bondong mencari tempat terbuka.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, terjadi 12 gempa sejak Ahad siang kemarin hingga Senin pagi ini, 20 Agustus 2018. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat 460 orang meninggal dunia akibat gempa Lombok per 15 Agustus 2018.

Simak: Diaspora Indonesia di Belgia Galang Dana untuk Gempa Lombok

Gempa Lombok ini setidaknya juga menyebabkan 7.773 orang luka-luka, yang terdiri atas 959 luka berat dirawat inap dan 6.774 luka ringan. Selain itu, 417.529 orang terpaksa mengungsi ke ribuan titik lokasi pengungsian.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: Hampir 1,9 Juta Warga Palestina di Gaza Mengungsi Sejak 7 Oktober

7 jam lalu

Seorang pria memegang jenazah seorang balita Palestina, akibat serangan Israel, di tengah konflik Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 4 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
PBB: Hampir 1,9 Juta Warga Palestina di Gaza Mengungsi Sejak 7 Oktober

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut lebih dari 80 persen populasi di Jalur Gaza telah mengungsi sejak 7 Oktober


PVMBG Sebut Status Waspada Gunung Marapi Sejak 2011, Gempa Minim Terdeteksi

11 jam lalu

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
PVMBG Sebut Status Waspada Gunung Marapi Sejak 2011, Gempa Minim Terdeteksi

Gempa di Gunung Marapi sangat minim terdeteksi, walaupun alat terpasang.


Gempa Dangkal Minggu Dini Hari Getarkan Bandung dan Cianjur hingga III MMI

2 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Dangkal Minggu Dini Hari Getarkan Bandung dan Cianjur hingga III MMI

Gempa tergolong dangkal dengan kedalaman 6 kilometer.


Info Terkini Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Maluku, Akibat Aktivitas Sesar Seram Utara

2 hari lalu

Gempa tektonik dengan parameter update magnitudo 5,0 mengguncang wilayah pantai utara Maluku Tengah, Maluku, pada hari Minggu, 3 Desember 2023, pukul 09.39.57 WIB. (BMKG)
Info Terkini Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Maluku, Akibat Aktivitas Sesar Seram Utara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik Seram Utara.


Filipina Cabut Peringatan Tsunami Pasca-gempa 7,4 SR

2 hari lalu

Warga berkumpul di pusat evakuasi pasca gempa di Hinatuan, Surigao del Sur, Filipina 2 Desember 2023. Hinatuan LGU/Handout via REUTERS
Filipina Cabut Peringatan Tsunami Pasca-gempa 7,4 SR

Filipina mencabut peringatan tsunami pada Minggu 3 Desember 2023 setelah gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter yang melanda bagian selatan negara itu


Cerita Evakuasi dan Peringatan Tsunami akibat Gempa Dahsyat di Mindanao Filipina

2 hari lalu

Gempa Mindanao, Filipina, pada Selasa, 20 Oktober 2019, mengakibatkan tanah longsor dan bangunan hancur.[Courtesy of Kidapawan City Government/ABS-CBN News]
Cerita Evakuasi dan Peringatan Tsunami akibat Gempa Dahsyat di Mindanao Filipina

Gempa kuat di Filipina memicu peringatan tsunami dan evakuasi.


BMKG Sebut Gempa Filipina Selatan Tak Berpotensi Tsunami di Indonesia

2 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
BMKG Sebut Gempa Filipina Selatan Tak Berpotensi Tsunami di Indonesia

BMKG menyatakan gempa magnitudo 7,4 yang mengguncang Mindanao, Filipina, tidak berpotensi memicu tsunami di wilayah Sulawesi Utara Indonesia.


Sistem Peringatan Sebut Filipina Bisa Tsunami 3 Meter akibat Gempa 7,5 Magnitudo

2 hari lalu

Ilustrasi tsunami. afognak.org
Sistem Peringatan Sebut Filipina Bisa Tsunami 3 Meter akibat Gempa 7,5 Magnitudo

Gempa bumi 7,5 melanda Filipina, tsunami diperkirakan terjadi di Filipina dan Jepang.


Gempa Dahsyat Guncang Filipina, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami

2 hari lalu

Seawall Aketo yang rusak akibat tsunami tahun 2011 ini terlihat dari tembok laut yang baru dibangun di desa Tanohata, Prefektur Iwate, Jepang, 1 Maret 2018. Sejak bencana tersebut, beberapa kota melarang pembangunan di dekat pantai dan telah memindahkan penduduk ke tanah yang lebih tinggi. REUTERS
Gempa Dahsyat Guncang Filipina, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami

Peringatan tsunami dikeluarkan untuk wilayah pesisir Pasifik Jepang akibat gempa dahsyat di Filipina.


Pengungsi Rohingya Mendarat Kembali di Aceh, Dari Mana Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi?

9 hari lalu

Pengungsi Rohingya Mendarat Kembali di Aceh, Dari Mana Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi?

Diskriminasi terhadap etnis Rohingya membuat Rohingnya melarikan diri dari Myanmar dan dikenal sebagai boat people atau manusia perahu