TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mempertanyakan partai koalisi yang akan mendukung Partai Demokrat untuk menduetkan Jusuf Kalla (JK) dan Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pemilihan Presiden 2019.
"Kalau kita bicara calon, tentu kita bicara siapa koalisinya," ujar Romi saat ditemui di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Selasa 3 Juli 2018.
Baca: Soal JK - AHY, PDIP: Semoga Golkar Imun terhadap Virus Demokrat
Menurut Romi, jika melihat partai di luar poros Jokowi dan Prabowo hanya ada Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai kebangkitan Bangsa, yang masih memiliki kemungkinan untuk membentuk poros baru.
Romi berujar hingga saat ini, dia belum melihat ada signal dari PAN dan PKB untuk bergabung dengan Partai Demokrat dalam mengusung JK - AHY. "Sejauh ini saya melihat belum ada sinyal dari PAN, PKB ingin bergabung dengan Demokrat," ujarnya.
Opsi pencalonan JK - AHY ini muncul setelah Partai Demokrat berencana membentuk koalisi kerakyatan pada pemilihan presiden 2019. Isu itu semakin menguat setelah ada pertemuan antara Jusuf Kalla dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin malam, 25 Juni 2018.
Baca: Bertemu Airlangga Hartarto, Jusuf Kalla Akan Beri Nasihat
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan SBY dan JK membuka peluang terbentuknya koalisi alternatif dalam pilpres 2019. “Kemungkinan itu terbuka. Pertemuan silaturahmi Lebaran semalam tentu diharapkan berpeluang juga membentuk koalisi alternatif antara Golkar dan Demokrat untuk pilpres 2019 mendatang,” ujarnya melalui pesan pendek, Selasa, 26 Juni lalu.
Selain itu, kata Romi, dari komunikasinya dengan JK hingga saat ini belum ada terlihat keinginan JK untuk maju dalam Pilpers. "Jadi saya nilai wacana Demokrat tersebut tidak ada prospek di 2019," ujarnya.