TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Alvara Research Center menyebut elektabilitas Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang masih unggul dibanding Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Jokowi dipilih oleh 46,8 persen responden dengan jumlah undecided voters mencapai 15,1 persen. Angkanya jauh lebih tinggi dari Prabowo Subianto di urutan kedua yang dipilih 27,2 persen responden.
CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan tingkat elektabilitas Jokowi stabil jika dibandingkan dengan survei yang mereka lakukan pada Februari 2018 lalu. "Elektabilitasnya stabil di angka 46 persen," kata dia di Hotel Oria, Jakarta, Ahad, 27 Mei 2018.
Baca juga: PDIP Tak Akan Terbuai dengan Survei Elektabilitas Jokowi
Elektabilitas Jokowi mencapai 46,1 persen pada Februari 2018. Sementara Prabowo konsisten berada di belakang Jokowi di angka 26,5 persen.
Selain kedua kandidat tersebut, nama calon presiden lain belum menonjol. Elektabilitas kandidat selain Jokowi dan Prabowo masih sangat rendah. Angka tertinggi diperoleh Gatot Nurmantyo sebesar 2,2 persen. Sementara Hary Tanoesoedibjo mendapat 1,3 persen suara dan Anies Baswedan 1,2 persen. "Bila ditotal, elektabilitas kandidat yang lain hanya 10,9 persen," ujar Ali.
Jokowi juga unggul dalam simulasi tiga kandidat dan dua kandidat calon presiden. Rata-rata elektabilitas Jokowi mencapai 51 persen. Saat dihadapkan dengan Gatot Nurmantyo dan Muhaimin Iskandar, elektabilitas Jokowi naik mendekati 60 persen dengan total undeciced voters sekitar 35-40 persen.
Baca juga: Survei Kompas: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Turun
Dari sisi popularitas, Jokowi unggul dengan tingkat popularitas sebesar 95,8 persen. Dia ditempel Prabowo dengan popularitas sebesar 91,1 persen. Di bawah keduanya ada Agus Harimurti Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan tingkat popularitas masing-masing 79,9 persen dan 70,3 persen.
Survei Alvara Research Center dilakukan dengan metode wawancara tatap muka kepada 1.200 responden berusia 17 tahun ke atas. Survei dilakukan pada 20 April - 9 Mei 2018 di seluruh Indonesia. Metode yang digunakan adalah multi stage random sampling. Margin of error survei ini sebesar 3,10 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.