TEMPO.CO, Jakarta - Elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi meningkat dalam enam bulan terakhir berdasarkan survei Litbang Kompas. Sedangkan elektabilitas lawan terberatnya, Prabowo Subianto, justru menurun.
“Elektabilitas Jokowi naik 9,6 persen, sementara Prabowo turun sekitar 4 persen,” kata Manajer Penelitian Litbang Kompas Toto Suryaningtyas saat dihubungi, Senin, 23 April 2018.
Baca juga: Survei: Tren Elektabilitas Jokowi dan Gatot Naik, Prabowo Turun
Menurut survei itu, tingkat keterpilihan Jokowi bila pemilihan presiden dilaksanakan saat ini adalah 55,9 persen. Elektabilitas itu meningkat dibanding enam bulan lalu, yakni 46,3 persen.
Adapun tingkat keterpilihan Prabowo pada enam bulan lalu mencapai 18,2 persen. Namun menurun menjadi 14,1 persen pada saat survei ini berlangsung.
Toto mengatakan kenaikan elektabilitas Jokowi disebabkan oleh kenaikan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya. Pada April 2018, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai 72,2 persen dibandingkan dengan enam bulan lalu, 70,8 persen. “Kenaikan elektabilitas Jokowi sejajar dengan tingkat kepuasan masyarakat,” katanya.
Toto mengatakan kenaikan elektabilitas Jokowi juga disebabkan oleh kandidat lain yang belum memiliki kejelasan untuk maju dalam pilpres. Survei ini, kata dia, dilakukan sebelum Partai Gerindra resmi mengusung Prabowo sebagai capres pada 11 April 2018.
Baca juga: Pengamat: Elektabilitas Prabowo Tidak Bisa Lebih dari 25 Persen
“Problem kandidat lainnya karena belum ada kejelasan mereka mau maju capres atau cawapres, jadi publik belum menilai dengan jelas,” kata Toto.
Survei Litbang Kompas dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 di 32 provinsi. Survei melibatkan 1.200 responden berusia di atas 17 tahun yang dipilih acak dengan metode tatap muka. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error sekitar 2,8 persen.