TEMPO.CO, Jakarta - Survei Roda Tiga Konsultan menunjukkan Joko Widodo atau Jokowi mengalami tren kenaikan elektabilitas bila dibandingkan dengan survei pada September 2017.
"Elektabilitas Jokowi naik dari survei September 2017 dari 36,6 persen menjadi 48,2 persen pada April 2018," ujar Direktur Riset dan Data RTK Rikola Fedri di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 10 Mei 2018.
Baca: Survei RTK: Elektabilitas Jokowi Teratas, Prabowo dan AHY Buntuti
Sementara itu, pesaing terdekat Jokowi, Prabowo Subianto memiliki elektabilitas yang stagnan. Pada survei pilihan tertutup, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu meraih elektabilitas 22 persen pada September 2017 dan April 2018. Pada survei pertanyaan spontan, suara Prabowo naik tipis dari 17,4 persen menjadi 20,5 persen.
Pada survei April 2018, pemilih yang belum menentukan pilihan secara umum turun dari 26,4 persen pada September 2017 menjadi 17,1 persen.
Adapun dari 48,2 persen pemilih Jokowi saat ini, hanya 35,5 persen yang menyatakan mantap memilih mantan gubernur DKI tersebut. Sementara itu, dari 22 persen pemilih Prabowo, hanya 16,6 persen yang menyatakan mantap memilih. "Sementara dari 4,2 persen pemilih Agus Harimurti Yudhoyono, 2,7 persen menyatakan mantap memilih."
Baca: Survei: Tren Elektabilitas Jokowi dan Gatot Naik, Prabowo Turun
Berdasarkan survei yang sama, elektabilitas Jokowi masih jadi yang paling tinggi ketimbang tokoh lainnya. Rikola mengatakan, jika pilpres digelar hari ini, Jokowi dipilih oleh 38,2 persen responden. Sementara Prabowo dipilih oleh 20,5 persen.
Rikola menyampaikan survei mengenai peluang capres-cawapres dan elektabilitas parpol tersebut dilakukan pada 21 April 2018 hingga 2 Mei 2018. Metode yang dilakukan, kata dia, adalah dengan stratified systemic random sampling dengan responden sebanyak 1.601 orang dan margin of error 2,5 persen.