TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) akan berguna menangani terorisme. Sebab, pasukan elite itu dibekali kemampuan luar biasa.
"Siapa yang enggak takut dengan Koopssusgab, ayo ngomong sama saya. Tabrak Koopssusgab, selesai pasti," kata Moeldoko di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.
Moeldoko berujar Koopssusgab terdiri dari pasukan elite Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Anggotanya yang hanya berjumlah 90 orang merupakan yang terbaik dari masing-masing pasukan Den 81, Den Jaka, dan Den Bravo.
Baca: Mengenal Koopssusgab, Pasukan Gabungan Antiteror TNI
Dengan jumlah yang tak terlalu banyak, pasukan ini bisa bergerak cepat saat dibutuhkan. "Dalam beberapa menit sudah bisa digerakkan," katanya.
Koopssusgab, kata Moeldoko, beda dengan Pasukan Reaksi Cepat TNI. Menurutnya meski kekuatannya dahsyat, Pasukan Reaksi Cepat perlu waktu yang cukup lama untuk digerakkan.
Adapun Koopssusgab hanya akan bergerak saat situasi genting. Presiden yang langsung memutuskan kapan Koopssusgab harus turun ke lapangan. Sambil menunggu perintah, Koopssusgab bertugas untuk latihan. Salah satunya simulasi jika terorisme terjadi. "Mereka mapping, latihan, koreksi terus menerus setiap hari," katanya.
Simak: Kata Fahri Hamzah, Pembentukan Koopssusgab Mirip di Orde Baru
Moeldoko meminta masyarakat tak perlu meributkan payung hukum Koopssusgab karena pasukan itu merupakan domain Panglima TNI. Moeldoko sendiri yang membentuk Koopssusgab saat dia menjadi Panglima.
Soal pengaktifan kembali Koopssusgab, Moeldoko mengatakan tak perlu ada aturan baru. "Hanya perlu restu Presiden. Saya kemarin bilang untuk dihidupkan kembali dan disetujui Presiden," ujarnya.