TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyambangi kediaman Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii di Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta Ahad 1 April 2018.
Dalam pertemuan itu, Buya Syafii Maarif menurut Muhaimin menitipkan tiga pesan untuk dirinya dan juga politikus yang lain.
Pertama, ujar Cak Imin, Buya berpesan agar umat Islam di Indonesia melakukan konsolidasi terus-menerus agar tidak menjadi korban kenyataan kondisi Timur Tengah saat ini.
Baca juga: Sowan ke Buya Syafii, Muhaimin Iskandar: Saya Banyak Dimarahi
"Buya meminta umat Islam Indonesia harus menjadi kekuatan baru dunia yang memberikan kedamaian," ujarnya.
Kedua, Buya meminta para politikus dan tokoh nasional segera menjalankan agenda nasional yaitu menjaga dan melawan politik kotor, termasuk politik uang yang saat ini marak terjadi.
"Politikus harus mengambil peran bersama menangani dengan serius demokrasi liberal yang semakin tidak terbendung," ujarnya.
Sedangkan pesan ketiga, Buya meminta Muhaimin serta politikus lain harus segera naik kelas menjadi negarawan.
Terkait langkah politik Muhaimin Iskandar yang berniat maju sebagai cawapres, Buya Syafii menegaskan tak dalam posisi dukung mendukung.
"Saya tidak mau jadi partisan, sebagai anak anak bangsa monggolah berkompetisi dengan baik dan bermartabat saja," ujar Syafii Maarif.
Buya hanya berharap dalam ajang pilkada dan pilpres nanti tidak ada calon tunggal. Kondisi ini menurutnya tidak menyehatkan proses demokrasi yang berjalan sekarang.
Baca juga: Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Buya Syafii: Anggap Hiburan
“Saya tidak setuju dengan calon tunggal, harus ada yang mengimbangi. Jika ini dibiarkan maka kondisi ini tidak menyehatkan proses demokrasi,” ujar Buya Syafii.
Menurut Buya Syafii adanya calon tunggal akan membuka peluang besar melahirkan pemimpin menjadi sosok otoriter.