TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN) membuka kemungkinan untuk mendorong Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo maju dalam bursa Pilpres 2019. Ketua RSPN Rama Yumatha mengatakan pihaknya mendorong Gatot untuk menjadi calon alternatif dari dua poros koalisi yang diprediksi akan terbentuk antara poros Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Masyarakat pemilih perlu calon alternatif seperti Pak Gatot Nurmantyo yang bisa mengayomi, memahami keinginan masyarakat, dan tidak muluk-muluk dalam berkampanye," kata Rama di Jakarta, Ahad, 18 Maret 2018. "Kami melihat dua tokoh yang kemarin sudah cukuplah."
Baca: Saran Gerindra Jika Gatot Nurmantyo Ingin Jadi Calon Presiden
Rama mengaku belum menjalin komunikasi dengan Gatot Nurmantyo. Alasannya, kata dia, Gatot masih menjadi prajurit TNI aktif dan baru memasuki masa pensiun pada 1 April 2018. Selama rentan waktu itu, relawan bergerak melobi sejumlah partai untuk mendorong Gatot dalam pemilihan.
Relawan, kata Rama, telah berkomunikasi dengan sejumlah partai ihwal mendorong Gatot maju Pilpres 2019, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Ada dua partai yang sudah oke, PKS dan PAN," ujar Rama.
Relawan Selendang Putih Nusantara adalah kelompok relawan yang didirikan pada 1 Januari 2018. Kelompok ini mendukung Gatot Nurmantyo untuk maju sebagai capres. Kelompok juga mengklaim sebagai tim yang beroperasi secara mandiri. Dua bulan lebih terbentuk, Rama mengklaim telah memiliki sekitar 1,8 juta anggota.
Baca: Pengamat: Ketimbang Gatot, Lebih Menarik Prabowo Gaet Anies
Rama menggunakan strategi dengan bergerak dalam senyap sambil menunggu masa pensiun untuk mewujudkan rencana deklarasi dukungan terhadap Gatot. Media sosial pun menjadi andalan RSPN untuk menambah jumlah anggota relawan. "Pak Gatot pensiun per 1 April, baru setelah itu kita bahas masalah deklarasi," ujar dia.
Nama Gatot Nurmantyo memang diperhitungkan dalam kontestasi pemilihan presiden. Sejauh ini, dua poros koalisi diprediksi kembali terbentuk dalam Pemilu 2019. Pertama, poros koalisi pendukung Joko Widodo, calon inkumben yang diusung PDI Perjuangan dengan dukungan Partai Golkar, Partai Hanura, Partai NasDem, dan Partai Persatuan Pembangunan.
Pada Pilpres 2019, Jokowi diprediksi bakal kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra yang juga kompetitor pada Pemilu 2014. PKS kemungkinan bakal bergabung dalam koalisi poros pendukung Prabowo. Sisanya, PKB, Partai Demokrat, dan PAN belum menentukan sikap.