TEMPO.CO, Jakarta - Setya Novanto mengaku berat badannya turun setelah tiga bulan lebih mendekam di penjara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Terdakwa kasus proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) itu mengatakan berat badannya turun karena dia rajin olahraga tenis meja selama di penjara.
"Berat badan saya turun dua kilogram,” kata Setya sebelum menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Kamis 8 Maret 2018.
Baca: Setya Novanto Mengaku Tak Tahu Bimanesh Palsukan Data Medis
Setya menuturkan, dirinya mencoba menerima keterbatasan yang ada penjara KPK. Ia merasa mengalami perubahan gaya hidup yakni dari hidup mewah, menjadi rakyat jelata.
“Kalau makan kita harus sama-sama prihatin lah. Makan kos-kosan kan, kembali lagi menjadi rakyat biasa,” ujarnya lagi.
Setya pernah mengatakan, dirinya dan tahanan lain bergotong-royong menjaga kebersihan dan saling berbagi makanan selama di penjara. "Berbagi kita, yang ngepel, nyapu, dan cuci piring. Saya bagian cuci piring aja," ucapnya.
Istri Setya, Deisti Astriani, mengatakan suaminya bermain tenis pada pagi dan sore hari selama di penjara.
Baca: Keponakan Setya Novanto Disebut Terima US$ 3,5 Juta dari Biomorf
Meski kini Setya di penjara, Deisti menuturkan, dirinya akan setia mendampingi suaminya itu hingga akhir persidangan. "Saya akan setia mendampingi, terserah orang mau ngomong apa," ujarnya.
Perkara Setya kini masih bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Jaksa penuntut umum KPK mendakwa Setya sebagai orang yang berperan meloloskan anggaran proyek e-KTP di DPR pada medio 2010-2011, saat dia masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.
Atas perannya, Setya Novanto disebut menerima total fee US$ 7,3 juta. Dia juga diduga menerima jam tangan merek Richard Mille seharga US$ 135 ribu. Setya didakwa melanggar Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 tentang Tindak Pidana Korupsi.
LANI DIANA WIJAYA