Iklan
TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal, meminta masyarakat tidak berspekulasi terlalu jauh terkait penyerangan Gereja St Lidwina Bedhog Trihanggo di Sleman, Yogyakarta.
"Yang paling penting masyarakat kami imbau tetap tenang dan tidak berspekulasi yang terlalu banyak," kata Iqbal saat mendampingi Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, meresmikan Masjid Arif Nurul Huda Polda Jawa Timur, Selasa, 13 Februari 2018.
Baca juga: Suliyono, Penyerang Gereja St Lidwina Pernah Coba Pergi ke Suriah
Mantan Kapolrestabes Surabaya ini mengatakan Polri sedang bekerja serius mendalami kasus tersebut. "Fakta sudah kami dapat dan beberapa saksi sudah kami periksa. Profil daripada pelaku itu kami urai dan terus kami dalami," katanya.
Selain kasus penyerangan gereja di Sleman, kata dia, Polri melakukan pendalaman secara sistematik terhadap kasus serupa yang belakangan ini kerap terjadi. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya kaitan di antara kasus-kasus itu.
Iqbal tidak mau berspekulasi serangkaian penyerangan terhadap pemuka agama akhir-akhir ini merupakan skenario dari pihak tertentu untuk mengadu domba umat beragama. "Polri menangani dengan profesional dalam menyimpulkan."
Tindakan penyerangan terhadap tokoh agama marak terjadi belakangan ini. Sejak awal tahun, tercatat setidaknya ada empat kasus penyerangan. Yang teranyar, penyerangan terhadap Gereja Santo Lidwina Bedhog Trihanggo di Sleman, Yogyakarta.
Penyerangan ke Gereja St Lidwina itu terjadi pada Ahad, 11 Februari 2018, saat misa berlangsung. Pelakunya, seorang mahasiswa asal Banyuwangi, membawa pedang dan melukai jemaat. Sebanyak empat orang dilaporkan terluka, salah satunya seorang Romo.
Iklan
