TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Paulus mengatakan penunjukan Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar menjadi faktor utama meningkatnya elektabilitas partainya.
"Masyarakat melihat figur ketua umum kami, yaitu Pak Airlangga," kata Lodewijk dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Golkar, Anggrek Neli, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.
Menurut dia, masyarakat melihat Airlangga sebagai sosok yang bersih, elegan dan berkualitas. Hal itu sejalan dengan slogan yang diusung kepengurusan DPP Partai Golkar saat ini yaitu Golkar bersih dan bangkit. Airlangga juga dianggap dapat menyatukan perbedaan yang ada di tubuh Golkar.
Baca juga: Airlangga: Pengurus Golkar Baru Fokus pada Pilkada dan Pilpres
Selain itu, kata dia, tiga program utama yang diusung Airlangga, yaitu Sembako murah, terciptanya lapangan pekerjaan, dan rumah murah dan terjangkau menjadi faktor pendukung tersendiri. Menurut data yang dirilis Lembaga Survei Indonesia Danny JA, ketiga program tersebut meraih persentase kesukaan dari publik dengan rata-rata 80 persen.
"Artinya ya masyarakat sangat mengidamkan program tersebut," tutur Lodewijk.
Dengan begitu, ia berharap kedepannya target-target partai Golkar dapat tercapai, seperti memenangkan pemilihan umum kepala daerah dengan persentase 60 persen, serta dapat menambah 19 kursi dalam pemilihan legislatif mendatang. Saat ini Golkar sudah memiliki 91 kursi di DPR.
"Mudah-mudahan kami maju terus mengejar target (elektabilitas) sampai 20 persen," kata mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini
Selain itu, dalam rilis survei tersebut Golkar juga dikatakan mengalami peningkatan elektabilitas menjadi 15,5 persen. Sebelumnya, saat Golkar dilanda masalah kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), elektabilitas partai tersebut merosot hingga 11 persen. Mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto pun ditetapkan sebagai terdakwa dalam kasus itu.
Baca juga: Airlangga Hartarto Tunjuk Eks Dirjen Pajak Jadi Pengurus Golkar
Menurut data LSI, Golkar menempati posisi kedua, dibawah PDI Perjuangan yang memiliki elektabilitas 22,2 persen. Golkar pun menyusul Partai Gerindra dengan elektabilitas 11,4 persen.
Sedangkan lima partai lainnya belum aman dari parliamentary threshold yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,5 persen, Partai Nasdem 4,2 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3,8 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 2,0 persen dan Partai Hanura 0,7 persen. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden dengan margin error 2.9 persen.