TEMPO.CO, Jakarta- Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan tidak ada embargo Amerika terhadap Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. "Enggak ada embargo," kata dia usai menutup Rapat Pimpinan di Mabes TNI, Cilangkap pada Rabu, 24 Januari 2018.
Hadi mengatakan dalam pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis, mereka membahas dibukakannya akses latihan militer bersama antar pasukan khusus Indonesia dan Amerika. "Agar bisa latihan bersama Kopassus," ujar dia.
Baca: Pengamat: Amerika Rugi Embargo Kopassus
Menteri Pertahanan Ryamirzard Ryacudu sebelumnya bertemu dengan James Mattis untuk membahas embargo yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Kopassus. Dia meminta Mattis untuk mencabut sanksi itu.
Dampak dari diembargonya anggota Kopassus oleh Amerika Serikat, mereka tidak dapat memasuki negara tersebut. "Kan dulu ada sanksi Kopassus enggak boleh ke situ dan lain-lain, dia (James Mattis) akan usahakan mencabut itu," kata Ryamizard.
Baca: Menhan Usahakan Cabut Embargo Militer Amerika terhadap Kopassus
Embargo atau restriksi militer Amerika Serikat atas Indonesia terjadi dalam konteks masa lalu. Amerika Serikat menganggap aparat TNI telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), di antaranya berkaitan dengan kasus pembantaian di Santa Cruz, Dili, pada 1991.
Embargo dilakukan hanya pada persenjataan yang membunuh. Pada saat itu, Amerika meminta akuntabilitas pemerintah dalam masalah Timor Timur dan kasus Timika yang menyebabkan salah satu warganya tewas. Amerika pun menghentikan pengiriman senjata dan bantuan militer ke Indonesia.
Berkaitan dengan embargo tersebut, pengamat militer dari Universitas Padjajaran Muradi mengatakan, Amerika Serikat merupakan pihak yang paling dirugikan jika masih melakukan embargo terhadap Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat atau Kopassus. "Justru Amerika yang rugi, karena pasukan khusus kita terbaik ketiga sedunia," kata dia.