TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengungkapkan peluang terbaik bagi Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo dalam Pemilihan Umum 2019. Djayadi mengatakan Gatot dapat membidik posisi wakil presiden.
“Yang paling mungkin dia bidik itu wapres kalau mau menang,” ucapnya saat dihubungi Tempo pada Rabu, 6 Desember 2017.
Menurut Djayadi, posisi wakil presiden menjadi posisi terbaik bagi Gatot karena peluang membidik posisi presiden masih berat, khususnya dengan data yang saat ini terkumpul. Dalam survei yang dibuat SMRC mulai akhir September hingga awal Oktober 2017, Gatot hanya berhasil mengumpulkan poin 1,3-3 persen saja. “Masih terlalu rendah, padahal dia sudah menjadi figur nasional,” ujarnya.
Baca: Panglima Diganti, CSIS: Gatot Nurmantyo Jaga Elektabilitas
Djayadi berpendapat, masih rendahnya elektabilitas Gatot disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dengan jabatan Gatot sebagai Panglima TNI selama ini, gerakan politik belum bisa dibangun. Kedua, kebanyakan para pemilih Gatot adalah massa oposisi dari Presiden Joko Widodo yang sama dengan massa pemilih Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. “Sementara ini, elektabilitas Prabowo masih leading di kalangan oposisi,” tuturnya.
Walaupun begitu, Djayadi menganggap bahwa Gatot tetap memiliki peluang sebagai calon alternatif. Untuk itu, Djayadi mengatakan Gatot harus total terjun ke dunia politik setelah resmi berhenti sebagai Panglima TNI jika memang berniat bersaing dalam pemilihan presiden 2019. “Jangan malu-malu lagi,” katanya.
Baca: Gatot Nurmantyo Hadi Tjahjanto Jalani Uji Kelayakan di DPR
Djayadi menyarankan Gatot segera membentuk timnya sendiri. Selain itu, dia harus mulai menyapa semua golongan secara nasional, tidak hanya massa yang selama ini mendukungnya. Gatot juga harus menyiapkan logistik untuk manuver politiknya. “Harus ada langkah yang sistematis,” ucapnya.
Nama Gatot untuk bersaing dalam pemilihan presiden 2019 kembali muncul setelah dia diberitakan akan segera turun dari jabatannya sebagai Panglima TNI. Presiden Joko Widodo telah mengirimkan surat permohonan persetujuan pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan pengangkatan Kepala Satuan TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI. Surat tersebut diserahkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon, Senin, 4 Desember 2017.
Dalam survei Indo Barometer pada Ahad, 3 Desember 2017, Gatot dan beberapa nama lain muncul sebagai calon presiden selain Jokowi dan Prabowo. Nama-nama itu adalah Anies Baswedan (3,6 persen), Basuki Tjahaja Purnama (3,3 persen), dan Gatot Nurmantyo (3,2 persen).