TEMPO.CO, Jakarta - Banjir dan longsor di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menelan banyak korban. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir Pacitan menelan 25 korban jiwa. Oleh karena itu masa tanggap darurat Pacitan diperpanjang satu pekan lagi.
"Mengingat jumlah korban terus bertambah, maka masa tanggap darurat diperpanjang tujuh hari hingga 11 Desember 2017," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulis, Sabtu, 2 Desember 2017.
Baca: BNPB: Banjir dan Longsor Pacitan Merusak Seribuan Bangunan
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pacitan mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Keadaan Darurat yang ditetapkan oleh Bupati Pacitan selama tujuh hari, sejak 28 November hingga 4 Desember 2017. Banjir dan longsor yang melanda Pacitan pada 27-28 November 2017 lalu, disebabkan siklon tropis Cempaka yang menimbulkan curah hujan ekstrem dengan intensitas 383 milimeter per hari.
Dekatnya posisi siklon tropis Cempaka dengan daratan Pacitan, yakni hanya 23 kilometer sebelah selatan Pacitan di Samudra Hindia, telah menyebabkan kelumpuhan total. Banjir dan longsor bersamaan dengan gelombang laut tinggi membuat semua sungai yang bermuara di Teluk Pacitan meluap hingga terjadi banjir besar.
Penanganan darurat akibat banjir Pacitan, kata Sutopo, terus dilakukan. Sampai saat ini BNPB mencatat jumlah pengungsi mencapai 2.050 jiwa dengan kerusakan rumah mencapai 1.709 unit.
Simak: Jalur ke Pacitan Tertutup Tanah Longsor dan Banjir
Kerusakan paling parah terdapat di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tulakan, Tegalombo, Nawangan, Arjosari, dan Ngadirojo. "Kondisi terkini, banjir sudah surut namun menyisakan genangan di wilayah Kecamatan Pacitan dengan ketinggian ± 20-30 cm," kata Sutopo.
Upaya pencarian dan penyelamatan korban serta penanganan dampak banjir dan longsor masih terus dilakukan. Sebanyak 1.174 personel gabungan dikerahkan untuk penanganan darurat. Tim gabungan terdiri dari BPBD Pacitan, TNI, Polri, Basarnas, PMI, SKPD, BPBD Kabupaten Magetan, Baznas Tanggap Darurat, ACT, Perhutani, SAR FKM Solo, LMI, dan relawan.
"BNPB juga memberikan dukungan helikopter Bell 412 untuk percepatan penanganan Darurat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pacitan yang tiba di Pacitan pukul 11.00 WIB tadi," kata dia.
Lihat: Pengungsi Banjir dan Longsor Pacitan Mulai Sakit
Bantuan materiil maupun non-materiil, kata Sutopo, masih berdatangan sampai saat ini. "Hari ini asosiasi pengusaha Banjarmasin asal Pacitan memberikan bantuan dana sebesar Rp 500 juta. Telkomsel juga bersedia memberikan BTS mobile untuk daerah terdampak yg masih sulit untuk berkomunikasi," kata dia.
Adapun kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk para pengungsi saat ini, kata Sutopo, adalah air minum dan air bersih untuk pembersihan lingkungan, pakaian dan buku sekolah, alat berat, dan penampungan air bersih.