TEMPO.CO, Pacitan - Tim gabungan dari kepolisian, TNI, pemerintah daerah dan relawan mulai membersihkan lumpur yang tersisa akibat banjir yang melanda Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Selasa, 28 November 2017. Saat ini, fokus penanganan terhadap sekolah-sekolah.
"Biar segera bisa ditempati karena besok ada ujian semester," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan, Widy Sumardji, Ahad, 3 Desember 2017.
Baca: BNPB: Banjir dan Longsor Pacitan Merusak Seribuan Bangunan
Sejumlah kendaraan tangki air diterjunkan dalam upaya pembersihan. Petugas menyemprotkan air dari selang ke pekarangan, lantai sekolah dan bangku.
Proses pembersihan ini mengalami sejumlah kendala, seperti terbatasnya jumlah mobil pengangkut air. Padahal, sejumlah lokasi termasuk daerah pengungsian warga juga membutuhkan suplai air bersih karena pasokan terbatas.
“Kalaupun (pembersihan) di sekolah tidak selesai, terpaksa besok para siswa harus duduk lesehan untuk ujian,’’ ujarnya.
Warga setempat juga melakukan upaya pembersihan secara mandiri sejak Sabtu, 2 November 2017. Pengungsi banjir pulang ke rumah untuk membersihkan sisa banjir pada siang hari dan kembali ke pengungsian pada malam hari karena rumahnya masih dipenuhi lumpur.
Baca: BNPB: Banjir di Pacitan Sudah Mulai Surut
Purwoto, warga Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan, menuturkan banjir sempat menggenangi rumahnya sampai ketinggian sekitar 25 sentimeter selama satu hari. Ia dan lima anggota keluarganya mengungsi di lantai dua ke rumah tetangga. Karena potensi banjir semakin tinggi seiring dengan curah hujan yang tinggi, ia pindah ke tempat saudaranya yang lebih aman.
“Mulai kemarin saya membersihkan rumah. Mudah-mudahan, bisa kembali ke rumah hari ini,’’ ujarnya.
Sebanyak 2.050 warga Pacitan terpaksa mengungsi akibat banjir. Sebanyak 1.709 unit rumah rusak. Kerusakan paling parah terdapat di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tulakan, Tegalombo, Nawangan, Arjosari, dan Ngadirojo.
Selain banjir, wilayah Kabupaten Pacitan juga dilanda bencana tanah longsor yang mengakibatkan 25 orang dinyatakan meninggal. Sebanyak 20 orang di antaranya telah ditemukan dan sisanya masih dicari oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana, Basarnas dan sejumlah elemen terkait.