TEMPO.CO, Jakarta - Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur setelah hujan deras mengguyur wilayah itu pada Jumat malam, 7 Desember 2018. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sejumlah permukiman di wilayah Kecamatan Kebonagung dan Pacitan menjadi area terdampak bencana.
Baca juga: Ini Pemetaan Titik Rawan Longsor dan Banjir di Jakarta Selatan
Satu rumah di Dusun Jambu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung masih tertutup material longsor hingga Sabtu pagi, 8 Desember 2018. Satu keluarga yang terdiri dari empat orang dilaporkan tertimbun reruntuhan dan belum diketahui kondisinya.
“Sampai sekarang masih proses evakuasi. Saya belum berani menginformasikan kondisinya,’’ kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Dianita Agustinawati saat dihubungi Tempo, Sabtu, 8 Desember 2018.
Menurut dia, wilayah lain yang terdampak bencana berada di Kecamatan Kebonagung, di antaranya Desa Kebonagung, Klesem, dan Purwoasri. Sedangkan di wilayah Kecamatan Pacitan, banjir sempat menggenangi sebagian rumah warga di Desa Banjarejo, Kayen, Sukoharjo, dan Sirnoboyo. Sejumlah warga telah dievakuasi ke tempat lebih aman dengan menggunakan perahu karet.
“Prioritas penanganan adalah warga yang rentan, yaitu balita dan manula (manusia lanjut usia),’’ ujar Dianita.
Baca: Langganan Banjir, Rawaterate Cakung Dipasangi Dua Pompa Air
Selain itu, ia melanjutkan, material berupa lumpur dan batu masih menutup jalan lintas selatan (JLS) yang menghubungkan Pacitan dengan Trenggalek. Proses pembersihan menjadi prioritas sejumlah pihak yang telah terjun ke lokasi bencana, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di Pacitan.
Pihak lain seperti Basarnas Trenggalek, Dinas Sosial Pacitan, dan BPBD Pacitan mulai mendirikan dapur umum. Sejumlah logistik telah didistribusikan kepada warga yang terdampak banjir dan tanah longsor. “Semua pihak sudah ikut berpartisipasi (menangani banjir dan tanah longsor). Kami sigap karena pengalaman pada kejadian kemarin (tanah longsor dan banjir besar pada November 2017),’’ Dianita menjelaskan.
Eka Kuncara, salah satu warga Desa Sukoharjo, mengatakan banjir yang terjadi di wilayah desanya akibat jebolnya tanggul Kali Jelok di Dusun Jarum desa setempat. Infrastruktur itu sebelumnya telah diperbaiki pascabanjir besar pada 2017. “Jebol lagi,’’ ujarnya. Hingga akhirnya, air dengan debit tinggi keluar dari sungai dan masuk ke permukiman warga.