TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan pihaknya akan mengedepankan pengadaan bantuan logistik untuk korban erupsi Gunung Agung di Bali. Khofifah menjelaskan, Kementerian Sosial telah menyediakan 11 mobil dapur umum lapangan di tujuh Kabupaten/Kota masing-masing Tabanan, Buleleng, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Bangli.
"Prioritas utama tetap pemenuhan kebutuhan logistik pengungsi. Rata-rata setiap dapur umum mampu menyediakan 1.000 - 2.000 bungkus makanan selama tiga kali sehari," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Sosial, Selasa, 28 November 2017.
Khofifah memastikan cadangan beras pemerintah (CBP), sebanyak 278 ribu ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pengungsi Gunung Agung. Menurut data yang ia dapat, hingga Minggu, 27 November 2017, jumlah pengungsi yang terdata sebanyak 23.737 jiwa yang tersebar di 224 titik.
Baca juga: Pengungsi Gunung Agung Membutuhkan Air Mineral
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Kemensos telah mendirikan tenda-tenda pengungsian sejak September lalu. Namun, para pengungsi lebih memilih tinggal di bale banjar. Sehingga tenda lebih banyak digunakan untuk menyimpan logistik dan trauma healing kolektif terutama bagi anak-anak.
Selain menyediakan tenda pengungsi, Kemensos juga telah menerjunkan 396 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berdomisili di Bali. Hal ini bertujuan untuk membantu menangani gelombang pengungsi Gunung Agung yang kemungkinan akan bertambah.
"Selain Tagana dari Provinsi Bali, juga disiagakan Tagana dari provinsi lain terdekat antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Total ada sebanyak 718 Tagana yang disiapkan," ujar Khofifah.
Adapun tugas dari Tagana selain membantu memenuhi logistik makanan pengungsi, lanjut dia, bertugas memberikan terapi psikososial, pelayanan konseling, dan psikoedukasi kepada pengungsi yang mengalami trauma. Utamanya kepada mereka yang berketegori kelompok rentan seperti anak-anak, lanjut usia, difabel, dan ibu hamil di Posko Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
"Ada tiga titik Posko LDP yang disiapkan yaitu di Klungkung, Buleleng, dan Karangasem," imbuhnya.
Kepada para pengungsi, Khofifah mengimbau untuk terus menggunakan masker guna mengurangi dampak risiko abu vulkanik Gunung Agung. Menurutnya, tebalnya abu vulkanik yang keluar dari Gunung Agung dapat mengakibatkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Baca juga: Gunung Agung Erupsi, BNPB Imbau Warga Kurangi Aktivitas di Luar
"Jangan mendekati zona merah. Tetap waspada dan patuhi batas-batas yang telah ditetapkan petugas di lapangan," ujarnya.
Seperti diketahui, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem meletus, Sabtu, 24 November 2017. Gunung setinggi 3.142 Mdpl itu terus mengeluarkan asap tebal dengan ketinggian mencapai lebih dari 2500 - 3000 meter dari permukaan kawah. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas). Kenaikan status ini diumumkan oleh Kabid Mitigasi PVMBG I Gede Suantika pada Senin, 27 November 2017.