TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham merespons pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung yang mendesak Setya Novanto diganti dari posisinya sebagai ketua umum partai. Menurut dia, pernyataan Akbar adalah bagian demokrasi di partainya.
"Semua kita kembalikan pada aturan. Jadi, jika ada pikiran yang mencoba memberikan sebuah penilaian, itu sah-sah saja sebagai sebuah proses demokrasi," kata Idrus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 15 November 2017.
Baca juga: Diminta Akbar Tandjung Mundur dari Golkar, Setya Novanto Bungkam
Idrus menjelaskan, salah satu aturan partai terkait dengan diadakannya musyawarah nasional luar biasa harus berdasarkan kesepakatan pimpinan DPD Golkar. "Mereka justru memberikan dukungan kepada Setya Novanto dan mendoakan agar dapat menghadapi masalah hukum dengan baik," tuturnya.
Idrus menambahkan, dinamika internal tersebut bakal dikembalikan pada sistem internal partai penguasa Orde Baru itu. "Bukan orang per orang," katanya. Ia memastikan pimpinan Golkar di daerah solid.
Kemarin, Akbar Tandjung mengatakan khawatir kasus yang menjerat Setya Novanto berdampak buruk bagi perolehan suara partai pada pemilihan umum 2019. Ia mengatakan penggantian ketua umum partai adalah satu-satunya cara menyelamatkan Partai Golkar.
Menurut Akbar, posisi Setya Novanto di pucuk pimpinan partai bakal berdampak pada citra Partai Golkar di mata pemilih. Penggantian Ketua Umum Partai Golkar dirasa semakin penting, menurut Akbar, mengingat tahun depan digelar pilkada serentak.