INFO NASIONAL – Museum Basoeki Abdullah, di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, kembali menggelar pameran karya maestro lukis Indonesia ini. Acara tersebut akan digelar pada 7-21 November 2017 dengan tajul “LACAK!!! Pameran Dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah”.
“Kata “LACAK!!!” dipilih karena mempunyai makna tersendiri, yaitu ibarat perintah untuk menambah rasa gereget, gemas, menambah semangat, dan ketertarikan untuk menemukan serta membaca kembali jalan pedang Basoeki Abdullah melalui dokumentasi yang dipamerkan,” kata kurator pameran, Mikke Susanto.
Baca Juga:
Dia menjelaskan materi pameran kali ini dikumpulkan dari sejumlah pihak, di antaranya dokumen Museum Basoeki Abdullah, lembaga seni Dicti Art Laboratory Yogyakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), serta dua media nasional, TEMPO dan KOMPAS.
“Sejumlah arsip yang dipamerkan antara lain, surat pribadi, surat-surat tagihan, undangan atau katalog pameran, faksimile, laporan kekaryaan lukisannya, informasi pribadi yang dikuatkan data tertulis, pesan tertulis (memo) pelukis, catatan harian, fotografi, sampul majalah, kartu pos, poster, materi iklan produk, buku-buku, dan berita surat kabar (kliping),” ujarnya.
Ia menambahkan, hal terindah dalam proses pelacakan data adalah kepopuleran sang maestro. Popularitas Basoeki Abdullah lahir dari catatan-catatan di media massa dan publikasi yang dibuat semasa hidup. Pencatatan tentang eksistensi Basoeki Abdullah terjadi sejak 1940-an hingga dekade 1990-an, sebelum ia meninggal dunia.
Baca Juga:
“Beberapa kasus penemuan materi media massa yang kami peroleh justru didapatkan dari individu yang sangat giat mengkliping hampir semua berita di banyak majalah dan harian. Dari sejumlah mitra kerja dalam pameran ini, terkumpul lebih dari 200 judul kliping media massa.” ucapnya.
Arsip Karya Seni
Pameran kali ini akan didahului diskusi Ngobrol@TEMPO dengan tema “Pentingnya Pengarsipan di Bidang Seni”, Selasa, 31 November 2017, pukul 12.00. Diskusi yang diselenggarakan Tempo Media Group ini, menghadirkan Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan sebagai keynote speaker. Dengan pembicara, antara lain kolektor seni, Ciputra, kritikus seni, Agus Dermawan, akademisi Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar, dan kurator Modern and Contemporary Art in Nusantara, Agung Hujatnikajennong.
Diskusi menjadi penting untuk menceritakan pengarsipan yang dilakukan seniman terdahulu. Sebagai contoh, Basoeki Abdullah yang di zamannya sudah melakukan pengarsipan dengan rapi, serta mengingatkan para seniman muda untuk tetap melakukan pengarsipan karya seni mereka.
Para pembicara akan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya arsip dalam pengembangan seni rupa. Selain itu, akan dibahas juga soal kondisi pengarsipan seni di Indonesia saat ini, peran penting arsip seni dalam pengembangan seni rupa di Indonesia, serta membangun kemitraan antara penggiat, lembaga, seperti museum, galeri, sekolah seni, pusat arsip, dan lembaga pemerintah untuk mengumpulkan serta mengelola hingga memanfaatkan arsip seni. (*)