TEMPO Interaktif, Tasikmalaya:Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Tasik, Rabu (9/3), menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM. Selain mendatangi gedung DPRD Kab Tasik, mereka pun melakukan aksi didepan Pompa Bensin seraya meminta penurunan harga BBM. Akibatnya, lalu-lintas di jalur utama masuk Kota Tasik sempat macet. Aksi yang diikuti oleh mahasiswa Universitas Siliwangi, STIA, STH Galunggung, STAI yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Tasik, dimulai sekitar pukul 09.30 dari Kompleks Olah Raga Dadaha. Dari Dadaha puluhan mahasiswa itu langsung melakukan long march di jalan protokol sambil membawa puluhan poster dan spanduk. Mereka meminta agar SBY-Kalla segera membatalkan SK Kenaikan BBM. "SBY-Kalla ternyata tidak berpihak pada rakyat, kita telah dibohongi. Dalam kampanyenya ia berjanji tidak akan menyengsarakan rakyat dengan cara menaikan harga kebutuhan pokok. Tapi buktinya, SBY-Kalla justru menindas rakyat,"teriak Koordinator Lapangan Aksi, Aditya.Rombongan terus berjalan diikuti sebuah mobil bak yang berisi sound sistem. Sepanjang perjalanan menuju Gedung Dewan, para pengunjuk rasa tak henti-hentinya berorasi dan bernyanyi lagu perjuangan para pendemo. "Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan, rakyat bersatu tak bisa dikalahkan, rakyat bersatu tak bisa dikalahkan,"teriak para demonstran.Saat memasuki Gedung Dewan, nampak puluhan polisi telah berjaga-jaga di sekitar Gedung Dewan. Saat masuk, mahasiswa langsung melakukan orasi sambil meminta seluruh anggota dewan untuk keluar. "Kami menuntut wakil rakyat keluar dan mendengarkan suara rakyat. Anggota dewan jangan di dalam saja,"kata Aditya dari depan gedung.Setelah beberapa anggota dewan keluar, para pengunjuk rasa membuat pernyataan tentang permintaan pencabutan SK kenaikan BBM yang minta ditanda-tangani oleh seluruh anggota dewan. Nampak hadir untuk tanda-tangan Ketua DPRD, Ruhzanul Ullum, Wakil Ketua, RM. Soewito Hadiningrat dan beberapa anggota dewan lainnya.Seusai mendatangani pernyataan tersebut anggota dewan juga menyatakan dukungannya. Heri Hendriyana seusai penanda-tanganan mengatakan, "Kalau soal tanda tangan menolak BBM, kami pun siap. Karena kenaikan itu pun tak hanya mencekik rakyat tapi juga mencekik semuanya,"katanya. Rambat Eko