Golkar Nilai Wajar Partai Non-parlemen Melobi Ingin Jatah Menteri

Selasa, 30 Juli 2019 21:00 WIB

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily saat mengumumkan pemberhentian Erwin Aksa dari jabatannya di struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar karena mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pemilihan presiden 2019 di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat pada Selasa, 19 Maret 2019. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai wajar jika partai-partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang tak lolos ke parlemen ikut mengajukan kandidat calon menteri. Ace berpendapat partai-partai tersebut juga berhak melakukan lobi-lobi politik.

"Soal partai-partai nonparlemen yang melakukan melakukan lobi, tentu itu hak mereka. Itu sangat wajar dalam politik," kata Ace melalui pesan, Selasa, 30 Juli 2019.

Meski demikian, kata Ace, urusan menteri pada akhirnya kembali ke Jokowi. Dia berujar partai berlambang pohon beringin itu menyerahkan sepenuhnya penyusunan kabinet sebagai hak prerogatif Presiden. "Tentu semua dikembalikan kepada Pak Jokowi sendiri," kata dia.

Ace meyakini Jokowi memiliki penilaian obyektif dalam memilih figur yang tepat untuk mengisi kabinet. Dia mengimbuhkan, Golkar memiliki kader-kader berkompeten yang akan disodorkan jika Jokowi meminta nama. "Nama-nama tersebut sudah ada di kantong Ketua Umum Partai Golkar, Pak Airlangga Hartarto," ujar Ace.

Empat partai koalisi penyokong Jokowi-Ma,ruf tak lolos ke parlemen, yakni Partai Hanura, Partai Persatuan Indonesia, Partai Solidaritas Indonesia, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Empat partai itu secara bergantian telah bertemu Jokowi di Istana.

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang sebelumnya mengatakan, partai-partai kecil pendukung Jokowi-Ma'ruf perlu diapresiasi. Alasannya partai-partai gurem ini juga sudah berkontribusi untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf di pemilihan presiden 2019.

"Perlu dipikirkan kenapa, yang tidak lolos itu juga punya warna, punya angka, punya jumlah yang mendukung Pak Jokowi," kata Oso, sapaan Oesman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2019.

Menurut Oesman apresiasi itu tak harus berbentuk kursi menteri. Namun sorenya seusai menemui Jokowi di Istana Bogor, Oesman mengatakan pertemuan itu sempat menyinggung posisi Hanura di kabinet pemerintahan ke depan. Menurut Oesman, Jokowi bertanya berapa orang yang diminta Hanura untuk duduk di pemerintahan mendatang. "Saya bilang, 'gak banyak, Pak, cuma 40 (orang)'," kata Oesman, Rabu, 24 Juli 2019.

Oesman menuturkan Jokowi sempat terkejut atas usulan itu. Namun Oesman menjelaskan hal ini wajar lantaran Hanura gagal lolos ke parlemen. "Pak, kalau menang saya enggak ngusulin apa-apa. Tapi karena saya kalah, saya ngusulin yang banyak supaya nanti saya menang," ujar Oesman bercerita. "Ketawa dia (Jokowi)."

Selain Oesman, Ketua Umum PSI Grace Natalie juga mengenalkan 44 kader partainya yang dianggap layak menjadi menteri kepada Jokowi. PSI diketahui menemui Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 18 Juli lalu.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | AHMAD FAIZ

Berita terkait

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

10 jam lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Makin Banyak Menteri, Indikasi Banyak Kolusi dan Sumber Korupsi

12 jam lalu

Mahfud Md: Makin Banyak Menteri, Indikasi Banyak Kolusi dan Sumber Korupsi

Presiden terpilih Prabowo Subianto sendiri belakangan berencana akan menambah jumlah menteri di kabinetnya menjadi 40 pos.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Buka Peluang Usung Irjen Ahmad Luthfi pada Pilkada Jateng

14 jam lalu

Alasan Golkar Buka Peluang Usung Irjen Ahmad Luthfi pada Pilkada Jateng

Golkar membuka peluang bagi tokoh di luar partai yang ingin maju pada Pilkada Jateng.

Baca Selengkapnya

Golkar Sumut: 234 Orang Daftar Jadi Calon Kepala Daerah, 44 Kantongi Surat Penugasan dari DPP

17 jam lalu

Golkar Sumut: 234 Orang Daftar Jadi Calon Kepala Daerah, 44 Kantongi Surat Penugasan dari DPP

Golkar Sumut telah menerima ratusan pendaftar untuk diusung dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

18 jam lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

18 jam lalu

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

Dalam Kajian Pusat Studi Konstitusi Unand, Feri Amsari menyatakan Indonesia hanya membutuhkan 26 menteri.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Musa Rajekshah di Pilkada Sumut

18 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Musa Rajekshah di Pilkada Sumut

PKS tengah mendatangi tokoh-tokoh potensial yang punya peluang untuk diusung di Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Eko Patrio Diusulkan Menjadi Menteri oleh PAN, Tanggapan Gibran hingga Rekam Jejak

19 jam lalu

Eko Patrio Diusulkan Menjadi Menteri oleh PAN, Tanggapan Gibran hingga Rekam Jejak

PAN sedang menyiapkan komedian Eko Patrio untuk mendapat posisi menteri dalam kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Penambahan Kursi Kabinet Jadi 41 Menteri Disebut Cuma Habiskan Anggaran

19 jam lalu

Penambahan Kursi Kabinet Jadi 41 Menteri Disebut Cuma Habiskan Anggaran

Sudah ada aturan yang mengatur bahwa maksimal jumlah yang ditetapkan ialah 34 menteri dan kementerian.

Baca Selengkapnya

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

1 hari lalu

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

Prabowo disinyalir membentuk kabinet gemuk, bagaimana perbandingan dengan presiden sebelumnya?

Baca Selengkapnya