JK: Citra DPR Ikut Terdampak Kasus Setya Novanto

Rabu, 22 November 2017 17:48 WIB

Wakil Presiden M. Jusuf Kalla saat memberikan keterangan pers di rumah dinas, Jakarta, 15 Mei 2017. Jusuf Kalla mengatakan, kecelakaan yang menimpa Setya Novanto tersebut tidak akan menganggu proses hukum yang sudah berjalan. Jusuf Kalla berharap ketua umum Partai Golkar tersebut bisa segera pulih. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa Mahkamah Kehormatan Dewan dan Dewan Perwakilan Rakyat sendiri tidak tersandera oleh aksi Ketua DPR Setya Novanto yang memohon tidak diberhentikan.

"Sebenarnya tidak juga tersandera, karena tetap berjalan kan. Tersandera itu tidak bisa berbuat apa-apa. Lah, DPR kan tetap jalan," ujar pria yang akrab disapa JK itu di kompleks Kantor Wakil Presiden, Rabu, 22 November 2017.

Baca juga: Sufmi Dasco Ahmad: MKD Tak Terpengaruh Surat Setya Novanto

Setya Novanto telah ditahan KPK sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Dalam kasus tersebut, Setya disebut mengatur proses pengadaan yang menyebabkan negara merugi Rp 2,3 triliun.

Ketika Setya ditahan KPK, muncul berbagai desakan agar Setya segera diberhentikan dari posisinya sebagai Ketua DPR dan Ketua Umum Golkar. Namun dia mengirimkan surat bermaterai yang pada intinya meminta diberi kesempatan untuk membela diri dahulu.

Tak berselang lama dari ditulisnya surat itu, DPR dan Golkar mengambil sikap mengambang soal Setya. Mahkamah Kehormatan Dewan DPR, misalnya, membatalkan rapat koordinasi perihal pelanggaran etik yang dilakukan Setya Novanto.

Menurut JK, apa yang dilakukan Setya Novanto lebih berdampak kepada citra DPR dibandingkan operasinya. Ia mengatakan perbuatan yang melanggar hukum pasti akan memberikan efek negatif terhadap instansi terkait. "Itu berlaku di mana saja, bukan di DPR saja," tuturnya.

Baca juga: MKD Akan Bahas Dugaan Pelanggaran Etik Setya Novanto Pekan Depan

JK enggan ikut campur dalam kisruh status Setya, baik di Golkar maupun di DPR. Namun ia meminta Mahkamah Kehormatan Dewan DPR bersikap independen dan bijak menyikapi perkara Setya Novanto. "Apa baiknya untuk DPR, untuk negara, kita serahkan kepada MKD."

Berita terkait

Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

4 hari lalu

Pro-Kontra Berbagai Tokoh Soal Penerapan Ujian Nasional yang Dikabarkan akan Diterapkan Lagi

Ujian Nasional (UN) bagi siswa sekolah dasar dan menengah dikabarkan bakal diterapkan kembali. Ini pendapat tokoh yang pro dan kontra.

Baca Selengkapnya

Rano Karno Ingin Sambangi JK untuk Bahas Kelanjutan Pembangunan Museum Rasulullah

9 hari lalu

Rano Karno Ingin Sambangi JK untuk Bahas Kelanjutan Pembangunan Museum Rasulullah

Rano Karno mengatakan Jusuf Kalla bisa menjadi perantara komunikasi antara Indonesia dan pihak Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla soal Kabinet Prabowo yang Dikritik Gemuk: Sulit Koordinasinya, Tapi Kita Doakan

12 hari lalu

Jusuf Kalla soal Kabinet Prabowo yang Dikritik Gemuk: Sulit Koordinasinya, Tapi Kita Doakan

Jusuf Kalla turut menanggapi soal kabjnet Prsbowk yang dinilai gemuk.

Baca Selengkapnya

Komentar JK soal Calon Menteri Prabowo: Semua Keren-keren

19 hari lalu

Komentar JK soal Calon Menteri Prabowo: Semua Keren-keren

JK mengingatkan bahwa koordinasi antarmenteri menjadi hal yang sangat penting karena mempertimbangkan besarnya Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ketua DPR Minta Herindra Bekerja secara Netral sebagai Kepala BIN

20 hari lalu

Ketua DPR Minta Herindra Bekerja secara Netral sebagai Kepala BIN

DPR meminta BIN di bawah kepemimpinan Muhammad Herindra bekerja secara netral.

Baca Selengkapnya

Jokowi Berhentikan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN, Ajukan Herindra ke DPR

21 hari lalu

Jokowi Berhentikan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN, Ajukan Herindra ke DPR

Istana mengonfirmasi Presiden Jokowi memberhentikan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN.

Baca Selengkapnya

DPR Sahkan Penambahan Komisi dari 11 Jadi 13

21 hari lalu

DPR Sahkan Penambahan Komisi dari 11 Jadi 13

DPR resmi mengesahkan penambahan dua komisi dari 11 menjadi 13 komisi.

Baca Selengkapnya

SBY dan JK Bakal Hadiri Acara Pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024

26 hari lalu

SBY dan JK Bakal Hadiri Acara Pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024

SBY dan Jusuf Kalla akan menghadiri pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Ahad, 20 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Disebut Salah Kaprah karena Sebut Gibran Lambang Negara

29 hari lalu

Pasukan Bawah Tanah Jokowi Disebut Salah Kaprah karena Sebut Gibran Lambang Negara

Ternyata masih banyak pihak yang salah kaprah anggap Presiden dan Wakil Presiden sebagai lambang negara. Terakhir disebut Pasukan Bawah Tanah Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Alat Kelengkapan Dewan dan Rencana Penambahan Komisi di DPR 2024-2029

29 hari lalu

Mengenal Alat Kelengkapan Dewan dan Rencana Penambahan Komisi di DPR 2024-2029

Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco, memperkirakan jumlah komisi sebagai alat kelengkapan dewan (AKD) akan bertambah mencapai 13 komisi.

Baca Selengkapnya