Tudingan PKI dan Cerita Histeria Tiap 30 September

Sabtu, 30 September 2017 13:04 WIB

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perempuan ternyata mengalami trauma lebih mendalam dibandingkan lelaki dalam tragedi kekerasan 1965. Para aktivis Syarikat Indonesia mulai menggali apa yang terjadi pada perempuan dalam kasus kekerasan pascatragedi 1965. Ditemukan, perempuan menjadi sasaran dan obyek kekerasan seksual berat sekali. Dampak psikologisnya, dirasakan hingga saat ini.

"Setiap 30 September, televisi di rumah dimatikan karena menimbulkan histeria," kata Pipit Ambarmirah, Ketua Kiprah Perempuan Indonesia, yang ditemui di sela diskusi Jalan Sunyi Penyintas Genosida di Sekretariat Syarikat Indonesia di Yogyakarta, Jumat, 22 September 2017.

BACA: Hasil Riset: Mengapa Banyak Orang Dituding Ikut PKI Seusai 1965

Kiprah Perempuan diinisiasi Syarikat Indonesia pada 2006. Syarikat Indonesia adalah organisasi yang didirikan para aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) pada 2000 yang termotivasi gagasan rekonsiliasi yang dibidangi presiden keempat Abdurrahman Wahid.

Dimotori Imam Aziz, organisasi ini membangun rekonsiliasi dengan para eks tahanan politik (tapol) 1965 dengan terlebih dulu mengungkap kebenaran yang dialami mereka. Misi kemanusiaan Syarikat adalah mengharapkan para eks tapol kembali menjadi sebagai warga negara utuh. Mereka sukses membuka komunikasi dengan para eks tapol di 35 kota dan mengajari mereka hidup membaur dan mandiri.

Advertising
Advertising

Menurut Pipit, banyak perempuan penyintas harus berjuang keras mengobati trauma masa lalunya. Mayoritas dari mereka, mengalami pelecehan seksual berat saat ditangkap, diinterogasi dan dipenjara dengan tudingan terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI) dan organisasi underbouw-nya. Banyak dari mereka menjadi tahanan politik di Penjara Bulu, Plantungan, dan Ambarawa serta umumnya pernah mengalami penyiksaan. "Semua perempuan yang diciduk dan kami wawancarai mengaku mengalami pelecehan seksual. Tidak ada yang tidak," kata Pipit Ambarmirah.

BACA: Kisah Miris Korban 1965, Basuki: Main Tuding, Itu PKI!

Butuh waktu lama Pipit dan timnya, mendapatkan pengakuan para perempuan penyintas it. Menurut Pipit, trauma masa lalu membuat perempuan penyintas tak mudah menceritakan masa silamnya. "Butuh waktu berkali-kali untuk bertemu dalam proses pendampingan. Ada juga yang baru mau bercerita setelah pertemuan ke-10 atau ke-15," kata Pipit.

Trauma karena kekerasan yang cukup sadis dialami para perempuan. Mereka tak hanya distigma dan dituduh kemudian dipenjara, tapi penyiksaan seksual itu semakin membenamkan luka mereka atas dalih yang kadang tak masuk akal. Ngatiyar, aktivis LSM Mitra Wacana, yang pernah meriset soal PKI pada 2009 dan 2013 untuk tesis S-2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menemukan beberapa fakta kekerasan itu.

Menurut Ngatiyar, ada fakta perempuan di sebuah desa yang menjadi daerah riset Ngatiyar, ditangkap dan disiksa karena cinta yang tak kesampaian. Dia mencontohkan, ada sinden yang menolak cinta seorang laki-laki di desa itu.

BACA: G 30 S 1965 dan Pasukan Sipil Serba Hitam Membasmi PKI

Lantaran ditolak dan sakit hati, sinden itu diisukan aktif dalam Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Sedangkan Gerwani sendiri dituding terlibat melakukan penyiksaan terhadap tujuh jenderal di Lubang Buaya, Jakarta. Sinden itu pun diinterogasi dan mengalami pelecehan seksual. Dia dipaksa menunjukkan kemaluannya dengan dalih mengecek di situ ada cap PKI atau tidak.

Modus pencarian cap PKI pada kemaluan, menurut Pipit, adalah dalih untuk memaksa perempuan melepas bajunya dan mengalami pelecehan seksual. Modus ini juga ditemukan di banyak perempuan penyintas. Dengan kekerasan seperti itu, banyak perempuan penyintas memilih diam untuk tidak membicarakan masa lalunya.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Baca juga: Setya Novanto Menang 1:0, Tapi KPK Bisa Beraksi Lagi

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.

Baca Selengkapnya