TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Cipayung Plus dan beberapa aktivis dari lembaga kemahasiswaan mengadakan diskusi "Rembug Kaum Muda Kebangsaan" di Work Room Coffee KeKini, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Maret 2017. Tema yang diangkat diskusi ini yaitu "Pemuda Indonesia Dalam Trajektori Kebangsaan dan Kemajuan".
Beberapa lembaga itu di antaranya adalah Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PP GMNI), Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI), Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (PP KAMMI), Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI), Presidium Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (PP HIKMAHBUDHI), serta Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI).
Dalam diskusi ini, umumnya mereka membahas tentang ekonomi, peran pemuda, budaya, hingga kesetaraan gender. Ketua Umum PP GMKI, Sahat Martin Philip Sinurat, mengatakan ekonomi berkeadilan yang diwacanakan pemerintah harus benar-benar dirasakan masyarakat Indonesia. Menurut dia, belum ada integrasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. "Kami harap bagaimana pemerintah menurunkan kebijakan di pusat ke daerah," kata dia.
Baca juga:
Diskusi Kebangsaan MPR dengan Netizen Palembang
Putu Wiratnaya, Ketua PP KMHDI, mengatakan berbicara soal ekonomi dan pemuda. Di zaman modern ini, kata dia, banyak pemuda desa pergi ke daerah yang sudah maju, misalnya perkotaan. "Ketika sudah jadi masyarakat yang berpendidikan, lupa akan daerah," ujarnya.
Salah satu staf khusus Kantor Kepresidenan hadir dalam diskusi ini, yaitu Dimas Oky Nugroho. Dia menyatakan diskusi ini adalah inisiatif dari mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus. "Mereka berasal dari berbagai organisasi mahasiswa untuk membicarakan tentang bagaimana Keindonesiaan kita dan bagaimana membangun sebuah komitmen bersama untuk merajut kembali saling percaya dan terkait dengan situasi kondusif untuk Indonesia ke depan," kata dia kepada wartawan.
Menurut Dimas, anak muda butuh harapan baru dan butuh optimisme. "Dan saya pikir aspirasi mereka sangat baik dan semoga bisa dikeluarkan tidak hanya di Jakarta tapi juga ke daerah lain. Bahwa bangsa ini memang majemuk, kita harus berdialog dengan elemen-elemen yang berbeda dan menemukan titik tengah," katanya lagi. Dia mengatakan jumlah anak muda saat ini bertambah dan mereka ingin melihat pemimpin-pemimpin mereka bersatu.
Saat ditanya apakah diskusi ini berhubungan dengan rencana demonstrasi mahasiswa pada akhir Maret ini, Dimas membantahnya. "Kalau mau aksi biarin aja. Ini era pemerintahan di mana era keterbukaan itu difasilitasi. Setiap orang bisa berekspresi apakah itu melalui apa pun ya asal bisa menghargai hukum, menghargai batasan-batasan dan menghargai hak orang lain," kata dia.
Dimas menganggap kegiatan rembug ini sangat positif. Menurut dia, hal yang harus dikawal adalah pesimisme publik harus dilawan.
REZKI ALVIONITASARI