Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Firasat Mahasiswa UII Tewas Usai Diklat Mapala

image-gnews
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Angkatan 2015 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Syait Asyam (20 tahun) yang meninggal dunia usai mengikuti Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) Mapala Unisi UII pada 21 Januari 2017 siang lalu. Foto diambil di rumah duka di Jetis, Sleman, 23 Januari 2017. TEMPO/Pito Agustin
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Angkatan 2015 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Syait Asyam (20 tahun) yang meninggal dunia usai mengikuti Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) Mapala Unisi UII pada 21 Januari 2017 siang lalu. Foto diambil di rumah duka di Jetis, Sleman, 23 Januari 2017. TEMPO/Pito Agustin
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sri Handayani (46 tahun) terlihat tegar. Dia tersenyum ramah kepada setiap pelayat yang masih silih berganti datang pada hari ketiga meninggalnya anak semata wayangnya, Syaits Asyam (20 tahun). Sesekali terdengar suaranya sesenggukan ketika menceritakan saat terakhir pertemuannya dengan Asyam di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada Sabtu 21 Januari 2017 lalu.

“Asyam (panggilannya) minta dibalikkan badannya ke kanan menghadap saya. Lalu mencium tangan saya dan meminta maaf,” kata Sri mengenang detik-detik sakaratul maut anaknya di rumah duka di Jetis, Catur Harjo, Sleman, Senin, 23 Januari 2017.

Mahasiswa Teknik Industri Angkatan 2015 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu tiba di Bethesda pukul 05.30 WIB pada 21 Januari 2017. Sri baru mendapat kabar melalui telepon dari teman kuliah Asyam pada pukul 10.30 WIB dan tiba sekitar pukul 11.30 WIB.

Asyam menghembuskan nafas terakhir pada pukul 14.45 WIB usai mengikuti Pendidikan Dasar The Great Camping XXXVII Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Saat pertama kali melihat anaknya, Sri nyaris tak percaya. Asyam terlihat kotor dan penuh luka pada punggung kedua tangannya. Pemuda berambut gondrong dan ikal itu terbaring dengan alat bantu pernafasan.

“Kata dokter, saat tiba di rumah sakit, Asyam sudah sesak nafas. Jangankan ngomong, untuk bernafas saja sulit,” kata Sri.

Melihat kondisi Asyam yang kepayahan itu, dokter menyarankan Sri untuk menyiapkan kertas dan pena. Setiap perkataan yang diucapkan Asyam diminta untuk dicatat yang dimungkinkan bisa bermanfaat nantinya. Dan ada sejumlah keterangan yang disampaikan Asyam kepada ibunya dengan nafas tersengal-sengal.

Baca:
Keluar Darah dari Anus, Mahasiswa UII Ini Akhirnya Tewas
Mahasiswa UII Tewas, "Pak Menteri" Itu Berpulang

Asyam sempat disabet punggungnya dengan rotan sebanyak 10 kali, disuruh membawa air dengan menggunakan leher, serta diinjak kakinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Asyam juga menyebut nama pelaku yang juga seniornya di Mapala itu,” kata Sri sembari menyebut nama berinisial Y.

Sore harinya di Bethesda, Sri sempat bertemu pengurus Mapala yang mengantar Asyam ke rumah sakit. Pengurus yang mengaku bukan bagian dari panitia diksar itu menceritakan Asyam sempat diare. Kemudian dibawa ke Bethesda. Saat bertemu ibunya, Asyam pun sempat diare kembali.

“Saat saya akan membersihkan, Asyam melarang. Biar suster saja bu, katanya. Dia tak mau merepotkan saya,” kata Sri dengan suara sesenggukan.

Paman Asyam, Seno Aji, 50 tahun, sempat was-was saat Asyam meminta izin mengikuti diksar. Tak hanya aktivitas fisik yang harus dijalani, Asyam juga belum mempunyai pengalaman mendaki gunung sebelumnya. Kepada tetangganya, Asyam sempat berpamitan dan meminta tolong menjaga ibunya.

“Dia bilang kalau akan menjual mobilnya. Karena sopirnya (Asyam) akan pergi jauh. Rupanya itu firasat,” kata Seno yang berulang kali menghapus air mata yang menggenang di pelupuknya.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Baca:

Mahasiswa UII Tewas, Keluarga Merasa Ada Kejanggalan
Mahasiswa UII Tewas, Ikut Mapala karena Ingin Kurus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mendiktisaintek Satryo Jajaki Penambahan Kuota Mahasiswa Indonesia di Kampus UC Berkeley

4 hari lalu

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro menerima kunjungan Rektor UC Berkeley, Rich Lyons di Gedung D Kemdiktisaintek, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024. Dok. Kemendiktisaintek
Mendiktisaintek Satryo Jajaki Penambahan Kuota Mahasiswa Indonesia di Kampus UC Berkeley

Kemendiktisaintek dan UC Berkeley menjajaki kolaborasi di bidang pendidikan tinggi dan teknologi.


PWI Buka Kesempatan Pers Kampus Kompetisi dalam Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, Ini Cara Daftar dan Kriterianya

5 hari lalu

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024.
PWI Buka Kesempatan Pers Kampus Kompetisi dalam Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, Ini Cara Daftar dan Kriterianya

PWI gelar Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024. Selain wartawan, pers kampus serta citizen journalism juga bisa ambil bagian. Apa kriterianya?


Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

7 hari lalu

Kawasan permukiman pinggir sungai di Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Yogyakarta Benahi Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Menjadi Penyokong Wajah Wisata

Kebijakan ini berupaya menata kawasan kumuh Yogyakarta untuk menuntaskan seluruh indikator kumuh serta menurunkan faktor risiko bencana


Washington Post: Elon Musk Sempat Bekerja secara Ilegal di AS pada 1990-an

9 hari lalu

CEO Tesla dan pemilik X Elon Musk, yang mendukung calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump, berbicara tentang pemungutan suara selama Balai Kota America PAC di Folsom, Pennsylvania, AS, 17 Oktober 2024. (REUTERS/Rachel Wisniewski)
Washington Post: Elon Musk Sempat Bekerja secara Ilegal di AS pada 1990-an

The Washington Post melaporkan pada Sabtu bahwa miliarder kelahiran Afrika Selatan Elon Musk bekerja secara ilegal di Amerika Serikat pada 1990-an


Mengenal Pasar Prawirotaman yang Jadi Juara Nasional, Lokasinya di Tengah Kampung Turis Yogyakarta

10 hari lalu

Suasana di food court rooftop lantai 4 Pasar Prawirotaman. Dok. Istimewa
Mengenal Pasar Prawirotaman yang Jadi Juara Nasional, Lokasinya di Tengah Kampung Turis Yogyakarta

Pasar Prawirotaman yang awalnya terkesan kumuh dan tua itu bertransformasi menjadi pasar yang sehat dan modern tanpa meninggalkan identitas lokalnya.


Mahasiswa ITB Bikin Game Literasi Keuangan Financial Streams, Juara Gemastik 2024

12 hari lalu

Game komputer buatan tim mahasiswa ITB berjudul Financial Streams. (Dok.Tim)
Mahasiswa ITB Bikin Game Literasi Keuangan Financial Streams, Juara Gemastik 2024

Game Financial Streams karya tim Catalys ITB itu menyabet juara pertama di ajang Gemastik 2024


Bukan Hanya MS, Diduga Ada 2 Dosen UPH Lagi yang Melakukan Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswa

12 hari lalu

Kampus UPH. Foto : Istimewa
Bukan Hanya MS, Diduga Ada 2 Dosen UPH Lagi yang Melakukan Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswa

HE, alumni Universitas Pelita Harapan (UPH) dari program studi musik mengungkapkan ada dua dosen yang pernah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.


Atasi Stunting dengan Camilan Enak ala Mahasiswa UGM

13 hari lalu

Snack Bar dan Brownies ala Mahasiswa UGM. (Foto tim UGM)
Atasi Stunting dengan Camilan Enak ala Mahasiswa UGM

Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat camilan enak sekaligus bisa menjadi solusi permasalahan stunting.


ITB Luncurkan Program Bantuan Keuangan, Mahasiswa Penerima Tidak Wajib Kerja di Kampus

13 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
ITB Luncurkan Program Bantuan Keuangan, Mahasiswa Penerima Tidak Wajib Kerja di Kampus

Program bantuan keuangan mencakup pendanaan yang bersumber dari APBN, masyarakat, orang tua mahasiswa, dan ITB


Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

14 hari lalu

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro memberikan sambutan dalam acara serah terima jabatan (sertijab) Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

Menteri Satryo Soemantri berkomitmen memastikan tidak ada mahasiswa yang terhambat kuliah hanya karena alasan keuangan.