TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak ada masalah dengan wartawan Arah.com yang ia larang untuk datang meliput pada Kamis kemarin. "Saya bukan marahin dia secara personal," kata Ahok—sapaan Basuki—di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 17 Juni 2016.
Menurut Ahok, pertanyaan wartawan Arah.com, yang menyebut tidak ada pejabat hebat selain dirinya, merupakan pertanyaan yang salah dan sudah di luar konteks. "Anda jangan tarik kesimpulan, dong. Itu pertanyaan enggak betul," ujar Ahok.
Ahok mengungkapkan, selama ini dia tidak pernah membeda-bedakan para wartawan. Ia selalu berusaha menjawab seluruh pertanyaan wartawan. "Sebab, saya mengerti Saudara juga mau belajar jadi wartawan yang baik. Saudara ingin mendapat berita, jadi saya tentu berusaha jawab," tuturnya.
Baca: Ajudan Ahok Larang Wartawan Arah.com Liputan di Balai Kota
Sebagai pejabat, kata Ahok, tidak benar bila ada wartawan yang bertanya lalu dicuekin. Sama halnya saat bersekolah, Ahok mengaku senang ketika pertanyaannya dijawab oleh profesor. Karena itu, Ahok berpikir akan ada satu kebanggaan bagi wartawan untuk menulis berita berdasarkan pertanyaan yang langsung dia ajukan dari pikirannya, bukan titipan atasannya.
Ahok juga meminta para wartawan untuk tidak memancing emosi dirinya. Sebab, saat emosi lalu menanyakan asal media wartawan tersebut, Ahok merasa suudzon bila mengetahui nama media yang baru atau asing di telinganya. "Karena memang saya orang politik. Pengalaman saya juga pertanyaan itu dititipkan ke media yang dibangun menjelang pilkada," ucapnya.
Namun, Ahok melanjutkan, bukan berarti dia berpikir suudzon kepada semua media baru. Sebab, kata dia, itu bisa mematikan media baru yang mau bertumbuh. "Siapa tahu saya bantu dia kasih berita baik, wawancara eksklusif, dia bisa melahirkan berita baik," ujarnya. "Berita baik bukan berarti mendukung saya, lho."
FRISKI RIANA