TEMPO.CO, Banda Aceh - Sebanyak 40 orang imigran Tamil asal Sri Lanka masih berada di bibir pantai Lhok Nga, Aceh Besar, Rabu, 15 Juni 2016. Semua berada dalam kapal kandas dan dilarang turun ke darat. Mereka terdiri atas 13 laki-laki, 22 perempuan, dan 5 anak.
Kepala Imigrasi Banda Aceh Herry Sudiarto kepada Tempo mengatakan sebelumnya kapal mereka mengalami kerusakan mesin dan merapat ke Lhok Nga pada Sabtu pekan lalu. Otoritas Aceh kemudian membantu memperbaiki mesin kapal dan sejumlah makanan.
Pada Ahad malam, mereka dilepaskan dan diantar menuju perairan bebas untuk kembali ke tempat tujuannya. “Tapi besoknya (Senin) sudah balik lagi ke lokasi. Alasannya kehabisan bahan bakar,” ujar Herry.
Pihak imigrasi kemudian mengecek kembali ke kapal, dan diketahui tidak ada lagi minyak di dalam tangki. Para imigran meminta bantuan minyak sebanyak 7 ton supaya mereka dapat berangkat.
Menurut Herry, saat ini pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah minyak bantuan dari berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, kepada imigran. “Jumlahnya mendekati 7 ton.”
Para imigran tidak diizinkan turun ke darat, alasannya karena tujuan. Dari pengakuan imigran, mereka hendak menuju Australia. Kondisi kesehatan mereka juga baik.
Setelah minyak diisi, mereka akan diantar kembali ke perairan bebas. Hal ini dilakukan supaya mereka dapat kembali ke negara asal atau tujuannya. “Kemungkinan besar besok mereka kita antarkan,” tutur Herry.
Aarga Lhok Ngan, Jun, mengatakan beberapa imigran pernah mencoba berenang ke darat dari kapal. Namun mereka ditangkap aparat keamanan dan dikembalikan ke kapal. “Mereka semuanya di kapal, tak boleh ada yang ke darat,” ujarnya.
ADI WARSIDI