Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Mana Posisi Bung Tomo Saat Pertempuran 10 November?  

image-gnews
Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS
Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS
Iklan

TEMPO.COJakarta - Di mana posisi Sutomo saat Pertempuran 10 November berkecamuk? Pertanyaan itu selalu dilontarkan Tempo kepada narasumber selama menyusun "Edisi Khusus Hari Pahlawan Bung Tomo Soerabaja di Tahun 45", yang terbit Senin, 9 November 2015.

Wajar jika banyak orang menanyakan hal itu. Sebab, Bung Tomo, dalam pose orasinya, menjadi ikon Hari Pahlawan. Pendek kata, ingat Hari Pahlawan, ingat Bung Tomo. Namun, selama sebulan menggali bahan, tidak ada keterangan yang pasti.

"Dia di tengah pertempuran, bersama laskar," kata Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo. Laskar yang dia maksud adalah Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia, yang Sutomo bentuk pada 12 Oktober 1945. Anggotanya adalah rakyat kecil, seperti tukang becak dan penjual soto. Namun Bambang tidak menjelaskan posisi tempur mereka di mana. "Mungkin di markas mereka di Jalan Biliton."

Baca juga:

Bung Tomo: Pekik Allahuakbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal
Delea Mahasiswa UNJ Terakhir Bertemu dengan Lelaki Gemuk

Dalam Bung Tomo, Dari 10 Nopember 1945 ke Orde Baru—kumpulan karangan yang terdiri atas 425 halaman, Sutomo sendiri tidak menceritakan detail serangan Sekutu yang menewaskan sampai 16 ribu warga Surabaya itu. 

Jawaban baru muncul saat Tempo membalik-balik halaman Revolt in Paradise karangan K'tut Tantri. Seniman kelahiran Amerika Serikat yang lama tinggal di Bali itu berada di Surabaya saat Sekutu membombardir Surabaya. Lepas dari tahanan Jepang—perempuan berdarah Skotlandia itu dituduh mata-mata, K'tut bergabung dengan Barisan Pemberontakan sebagai penyiar Radio Pemberontakan, khusus siaran berbahasa Inggris.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

K'tut, saat itu 47 tahun, bertahan di studio Radio Pemberontakan di Jalan Mawar di tengah Surabaya sampai 14 November 1945, sebelum mengungsi ke selatan. "Saat itu Bung Tomo sudah pindah ke Malang dan siaran dari sana," ujar K'tut dalam bukunya. "Surabaya tidak aman bagi dia karena Sekutu telah menjanjikan hadiah besar untuk orang yang menangkapnya."

Dari Malang, pekikan Bung Tomo tidak berhenti berkumandang. Pidatonya diputar berulang-ulang. Terdengar tidak hanya di Surabaya, tapi sampai ke Yogyakarta dan Jakarta. "Darah pasti banyak mengalir. Jiwa pasti banyak melayang. Tetapi pengorbanan kita ini tidak akan sia-sia, Saudara-saudara. Anak-anak dan cucu-cucu kita di kemudian hari, insya Allah, pasti akan menikmati segala apa hasil daripada perjuangan kita ini," tuturnya pada 10 November.

REZA MAULANA

Baca juga:
Hijaber Cantik UNJ Tewas, Ini Alasan Delea ke Bandung
Bung Tomo: Pekik Allahuakbar hingga Kritik Sukarno & Mahasiswi Nakal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

5 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

5 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

6 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

6 hari lalu

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kedua kiri) bersama istri (ketiga kiri) berfoto bersama pelajar dengan membawa Piala Adipura Kencana 2023 saat kirab di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 6 Maret 2024. Kota Surabaya meraih penghargaan Adipura Kencana untuk ke-8 kalinya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas prestasi dalam pengelolaan kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.


Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

12 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.


Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

14 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

17 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

25 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

28 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

38 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.