TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan akan segera mengakuisisi ratusan sumber mata air yang ada di wilayahnya yang saat ini dikuasai secara bebas oleh masyarakat. "Kami berkomitmen mengambil alih sumber-sumber mata air masyarakat dan telah menyiapkan anggaran Rp 20 miliar buat dana penggantinya," kata Dedi, Kamis 5 November 2015.
Dana membeli sumber air itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2016. Berdasarkan hasil survei, Dedi berujar, harga mata air yang akan diakuisisi dari masyarakat tersebut minimal Rp 50 juta maksimalnya Rp 2 miliar. Soal pengelolaannya, tidak akan dilakukan oleh pemkab melainkan diserahkan ke pihak desa.
Soal teknis penyaluran air bersihnya, terutama soal pemasangan instalasi ke rumah-rumah warga, akan dibiaya secara gotong royong oleh masyarakat. Untuk pemeliharaannya, bisa dipungut dari masyarakat pemakainya dengan catatan sesuai hasil musyawarah dan tidak memberatkan.
Dedi menjelaskan, langkah itu dilakukan karena banyaknya mata air yang semula milik masyarakat, namun dikuasai perusahaan air minum kemasan. Terutama mata air di daerah pegunungan, seperti Pasawahan, Pondok Salam, Wanayasa dan Bojong. "Jika dibiarkan, bisa jadi semua sumber mata air masyarakat berpindahtangan kepada pemilik modal buat kepentingan bisnis," kata Dedi memberikan alasan.
Padahal, sumber mata air, menjadi sumber kehidupan buat warga yang ada di sekelilingnya. Jika sumber mata air tersebut sudah dikuasai para pemilik modal, maka masyarakat ke depan tidak akan lagi kebagian jatah air bersih yang diberikan oleh alam. "Terutama pada saat kemarau panjang. Ini kan bahaya," kata Dedi menegaskan.
Menurut Dedi, pekerjaan rumah Pemkab Purwakarta yang tersisa pada tahun 2016, adalah penanganan air bersih buat masyarakat, terutama di pedesaan. "Sebab, program pembangunan pokok, yakni soal infrastruktur jalan, listrik dan irigasi, sudah tuntas 100 persen pada tahun anggaran 2015," ia mengimbuhkan.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Purwakarta, Akun Kurniadi, mengaku telah menginventarisir seratusan sumber mata air yang akan diakuisisi pemkab tersebut. "Kami akan segera menyosialisasikannya kepada para pemiliknya," ujar Akun.
Ia optimistis pengakuisisian sumber sumber mata air tersebut tak akan menimbulkan konflik. "Sebab, tujuannya jelas-jelas buat kepentingan masyarakat dan krisis ancaman krisis air bersih.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menurut Ded, juga berminat berinvestasi dalam soal sumber mata air tersebut. "Terutama sumber-sumber mata air yang berada di daerah resapan air sekitar waduk Jatiluhur," kata Dedi.
NANANG SUTISNA