TEMPO.CO, Yogyakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta mendesak pemerintah membentuk tim khusus penanganan bencana serangan tikus ke lahan pertanian. Anggota Komisi D DPRD DIY, Sadar Narima, mengatakan, pembentukan tim khusus itu perlu dilakukan karena langkah pemberantasan tikus yang telah dijalankan hingga kini tidak membuahkan hasil. "Ini seperti menjadi bencana permanen, setiap tahun selalu saja ada lahan gagal panen," kata Sadar, Senin, 18 Februari 2013.
Tahun ini, serangan tikus meluas hingga empat kecamatan, meliputi Minggir, Moyudan, Seyegan, dan Godean. "Sekitar 100 hektare lahan diperkirakan gagal panen."
Pada 2008, pemerintah pernah menjalankan program pemberantasan tikus. Program itu dimulai dengan menyebar ratusan ular yang dilakukan secara simbolis oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di kawasan Moyudan. Namun langkah itu gagal. Pasalnya, ular-ular itu justru diburu masyarakat.
Gagal dengan ular, pemerintah lantas coba menggunakan burung hantu pada 2011. Namun program pembasmian tikus menggunakan burung malam itu juga tidak berhasil karena jumlahnya tidak memadai.
Terakhir, tahun lalu, pemerintah daerah membuat "sayembara" semacam lomba memburu tikus. Setiap warga yang berhasil memburu tikus akan mendapat uang, Rp 500 per tikus. Masih kurang menarik, hadiah lantas dinaikkan menjadi Rp 2.000 per kepala tikus. "Namun tetap sulit direalisasikan. Apalagi sekarang musim hujan," ujar Sadar.
Karena itu, lanjutnya, ia meminta pemerintah lebih serius dalam mengatasi hama binatang pengerat itu. "Kalau berbagai upaya tidak berhasil, sebaiknya jangan dipikir sendiri, tapi duduk bersama, mengundang ahlinya," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler Lainnya
Pengakuan Kolega Maharani Suciyono: 60 Juta/Bulan!
Wawancara Mucikari Ayam Kampus
Tujuh Partai Bergabung dengan PAN
Isak Tangis Warnai Ulang Tahun Raffi Ahmad
Sebab Meteor Rusia Tak Terdeteksi
Anas : Pidato SBY Sudah Jelas Top