Perubahan ini atas permintaan masyakarat Palu. SIS Aljufri atau Guru Tua adalah tokoh agama sekaligus tokoh pendidikan yang mendirikan Perguruan Islam Alkhairaat. Sebuah perguruan Islam terbesar di kawasan timur Indonesia.
Menurut Walikota, nama SIS Aljufri lebih tepat dari Mutiara yang dinilai kurang memberikan makna sebagai nama bandara. Nama Mutiara juga historis bagi Pemkot Palu. Sedangkan nama SIS Aljufri sudah dikenal luas dan menjadi tauladan bagi masyarakat.
“Saya mendukung permintaan warga Kota Palu atas perubahan nama Bandara Mutiara menjadi Bandara SIS Aljufri. Kalau mutiara saya nilai tidak ada nilai historisnya, tapi dengan menggantinya dengan nama tokoh pejuang Sulteng, nama tersebut selalu akan dikenang bagi setiap masyarakat yang menggunakan fasilitas bandara di Palu,” ujar Walikota Rusdy Mastura Rabu (28/4).
Wakil Ketua DPRD Kota Palu Wiwik Djumatul Rofiah mengatakan, adanya permintaan warga atas perubahan nama bandara tersebut, segera akan tindaklanjuti dan disampaikan kepada anggota DPRD lainnya. “Permintaan ini akan kami tindaklanjuti di DPRD Kota Palu,” kata Wiwik.
Ketua Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Hamdan Rampadio mengatakan, jika ini benar-benar terealisasi, maka sudah tentu hal itu akan memunculkan suka cita yang mendalam bagi warga Sulawesi Tengah, khususnya Abnaulkhairaat.
“Ini adalah kabar yang menggembirakan, hal itu sangat wajar manakala melihat Guru Tua telah melahirkan pemimpin dan sumber daya manusia yang berkualitas,” kata Hamdan.
Ia berharap, pemerintah benar-benar dapat merealisasikan hal itu. Apalagi jika pemerintah dapat merealisasikan ini secapatnya. Ia yakin, tak ada yang menolak usulan ini, mengingat peran dan nilai SIS Aljufri sangat jauh lebih tinggi daripada nilai Mutiara yang sebagian besar masyarakat tak tahu maksudnya.
Zulkifli, Warga Kelurahan Besusu Tengah mengaku setuju dengan rencana perubahan nama ini. “Ini bagus sebagai tanda kita menghargai jasa tokoh yang membawa perubahan dan memberikan pengaruh luas bagi masyarakat,” kata Zulkifli.
DARLIS