Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laksamana Malahayati Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

image-gnews
Pasangan kandidat gubernur Aceh (dari kiri-kanan), Abu Lampisang, Teuku Suriansyah, Irwandi Yusuf, Muhyan Yunan, Darni M Daud, Ahmad fauzi, Muhammad Nazar, Nova Iriansyah, Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, mengucapkan ikrar bersama yang dituntun oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Muslim Ibrahim saat deklarasi pilkada damai di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu (14/3). ANTARA/Ampelsa
Pasangan kandidat gubernur Aceh (dari kiri-kanan), Abu Lampisang, Teuku Suriansyah, Irwandi Yusuf, Muhyan Yunan, Darni M Daud, Ahmad fauzi, Muhammad Nazar, Nova Iriansyah, Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, mengucapkan ikrar bersama yang dituntun oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Muslim Ibrahim saat deklarasi pilkada damai di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu (14/3). ANTARA/Ampelsa
Iklan

TEMPO.CO, Banda Aceh - Laksamana Malahayati, laksamana perempuan di Aceh, diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. "Agar perjuangan para pahlawan menjadi pembelajaran bagi generasi sekarang dan di masa mendatang," kata Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutan singkatnya saat membuka 'Seminar Laksamana Malahayati sebagai Pahlawan Nasional' di Banda Aceh, Kamis 3 Agustus 2017.
 
Menurut Nova, penggalian terhadap kisah perjuangan para pahlawan seperti Malahayati sudah semestinya dilakukan lebih terstruktur dan sistematis, agar jasa mereka untuk bangsa ini tidak dilupakan oleh generasi mendatang. Dia berharap seminar tersebut memberi pencerahan tentang kepahlawanan Laksamana Malahayati dalam mempertahankan kedaulatan negeri, sehingga dapat melahirkan rekomendasi agar ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
 
Saat ini, secara nasional, Indonesia baru memiliki 168 orang Pahlawan Nasional dan dari jumlah tersebut hanya ada 12 orang Pahlawan Perempuan. Dan, dari sekian banyak pejuang kemerdekaan di Aceh, hingga saat ini hanya ada tujuh orang yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, yaitu Tgk Chik di Tiro (1836-1891), Teuku Umar (1854-1899), Sultan Iskandar Muda (1590-1636), Cut Nyak Dhien (1848-1908), Cut Nyak Meutia (1870-1910), Teuku Nyak Arief (1899-1946), dan Teuku Muhammad Hasan (1906-1997).
 
 “Tak terbantahkan lagi, bahwa di Aceh banyak sekali terdapat pejuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dari invasi para penjajah. Salah satunya adalah Laksamana Malahayati. Namun belum semua jejak perjuangan beliau dapat kita gali secara mendalam,” ujar Nova.
 
Empat orang tokoh dan ahli sejarah tampil sebagai narasumber pada seminar tersebut, yaitu Rusdi Sufi, Husaini Ibrahim MA, Misri Husein dan Rusdi Ali Muhammad. 
 
Laksamana Malahayat merupakan laksamana perempuan pertama di dunia. Sejumlah literatur menyebutkan bagaimana Malahayati tampil sebagai sosok yang menakutkan bagi pasukan Belanda dan Portugis saat mereka berupaya menancapkan kekuasaannya di Tanah Rencong.
 
Dari silsilah keturunannya, Malahayati masih merupakan keluarga kesultanan Aceh. Dia adalah cicit dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Aceh pada tahun 1530-1539.
 
Suaminya juga termasuk seorang pahlawan yang begitu gigih berjuang mengusir Belanda dari tanah Aceh, hingga akhirnya meninggal ditembak musuh bersama ribuan pejuang Aceh lainnya. Kematian para pejuang itu menyebabkan banyaknya wanita Aceh yang menjadi janda.
 
Malahayati tidak ingin hanya tinggal diam melihat situasi itu. Ia kemudian membentuk pasukan khusus inong balee, yang anggotanya sebagian besar para janda. Mereka angkat senjata dan menggelorakan perang gerilya di wilayah laut Aceh. Berkali-kali perang antara pasukan inong balee berkobar melawan pasukan penjajah Belanda.
 
Dari sekian banyak cerita heroik tentang Malahayati, salah satunya adalah cerita pertarungannya melawan komandan pasukan Belanda yaitu Jenderal Cornelis de Houtman.
 
Pertarungan itu berakhir dengan tewasnya de Houtman di ujung pedang Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599. Peristiwa itu sempat membuat geger negara-negara Eropa, khususnya Kerajaan Belanda. Akibatnya, Malahayati ditetapkan menjadi orang yang paling diburu oleh pasukan penjajah itu.
 
Perjuangan Laksamana Malahayati terhenti sekitar tahun 1606, setelah ia gugur saat bertempur melawan pasukan portugis di Perairan Selat Malaka. Ia dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.
 

ADI WARSIDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

8 hari lalu

Margono Djojohadikusumo. WIkipedia
Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebuah lembaga riset dan konsultasi menyatakan, kakek Presiden Prabowo layak menjadi pahlawan nasional.


43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

29 hari lalu

Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS
43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

Bung Tomo meninggal dunia 43 tahun yang lalu pada 7 Oktober di Arab Saudi. Berikut perjuangan salah satu ikon pahlawan nasional asal Surabaya.


Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

33 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.


Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

35 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

Protes soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto disampaikan Amnesty Internasional Indonesia, parpor, hingga pelopor Aksi Kamisan.


Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

35 hari lalu

Mantan Presiden Soeharto bersama anak-anak. Youtube.com
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

Aturan pemberian gelar pahlawan nasional tertuang dalam Pasal 25 dan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009


Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

36 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

Politikus PDIP Guntur Romli menentang penyematan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soeharto.


Ketua MPR Bambang Soesatyo Sebut Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

38 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Ketua MPR Bambang Soesatyo Sebut Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Dia mengatakan, jasa dan pengabdian Soeharto besar terhadap bangsa Indonesia.


Amnesty Kritik Ide Penyematan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

38 hari lalu

Mantan Presiden Soeharto bersama anak-anak. Youtube.com
Amnesty Kritik Ide Penyematan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

Usman mengingatkan kejahatan lingkungan, korupsi, dan pelanggaran HAM selama era Soeharto belum selesai dipertanggungjawabkan negara hingga kini.


MPR Cabut 3 TAP MPR Soal Sukarno, Soeharto, dan Gus Dur, Bagaimana Bunyinya?

39 hari lalu

Presiden Sukarno dan Soeharto
MPR Cabut 3 TAP MPR Soal Sukarno, Soeharto, dan Gus Dur, Bagaimana Bunyinya?

MPR cabut 3 TAP MPR terkait putusan perundang-undangan terhadap 3 mantan Presiden RI yaitu Ir Sukarno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Alasan Fraksi PKB Minta TAP MPR Soal Pemberhentian Gus Dur Dicabut

42 hari lalu

Ketua Fraksi PKB MPR RI Jazilul Fawaid. ANTARA/HO-MPR
Alasan Fraksi PKB Minta TAP MPR Soal Pemberhentian Gus Dur Dicabut

Fraksi PKB mengatakan surat penegasan soal tak berlakunya TAP MPR Nomor II/MPR/2001 diperlukan untuk memulihkan nama baik Gus Dur.