TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Universitas Laval Kanada, Yv Bonnier Viger, meminta pemerintah Indonesia melarang penggunaan asbes seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah di 55 negara lain di dunia. Ia datang ke Indonesia untuk mengkampanyekan bahaya penggunaan atap asbes.
"Kalau asbes dibilang aman itu tidak benar, di Kanada asbes menyebabkan banyak orang meninggal," kata Viger saat diskusi bersama serikat pekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Rabu, 26 Juli 2017.
Baca juga: Polusi Udara, Dampaknya Sangat Berbahaya, Salah Satunya Kanker
Viger menggandeng sejumlah organisasi multinasional untuk keliling di 5 negara, mulai Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, hingga Indonesia. Dia menentang keras produksi dan penggunaaan asbes. "Karena menyebabkan berbagai penyakit pernapasan dan lain sebagainya," ujarnya.
Pria yang juga menjabat direktur kesehatan masyarakat di Quebec mengatakan bahwa negaranya adalah produsen asbes terbesar di dunia. Namun hampir semua hasil produksi diekspor ke luar negeri, terutama negara berkembang seperti Indonesia dan India.
Penggunaan asbes di Kanada mulai dilarang karena bahaya munculnya beragam penyakit pernapasan. Kata Viger, banyak pekerja di perusahaan Kanada yang sakit hingga meninggal karena menderita penyakit pernapasan. "Bahkan dari sejumlah penelitian menyebut bahwa asbes bisa menimbulkan penyakit bagi warga Kanada," ucap Viger.
Baca: Setiap Hari Kena Udara AC, Simak Dampak Buruknya pada Tubuh
Asbes juga dapat menyebabkan kematian mendadak. Hal itu terjadi karena debu asbes melepaskan serat ke udara, kemudian dihirup manusia. Penyakit yang bisa ditimbulkan yakni asbestos, kanker paru-paru, gangguan pernapasan, dan lain sebagainya.
Menurut Viger, tahun depan pemerintah Kanada akan memberlakukan pelarangan produksi dan penggunaan asbes. Praktis industri ini akan lumpuh. Mereka kemudian beralih ke negara berkembang. Pasar terbesar penggunaan asbes saat ini adalah India.
"Kebanyakan konsumen asbes adalah masyarakat kelas bawah di negara berkembang," ucap dia. Hal ini yang menyebabkan Viger mengampanyekan agar menghentikan menggunakan asbes. Di Kanada, para serikat buruh telah menentang industri tersebut.
Sampai saat ini, kata dia, banyak masyarakat yang belum paham bahwa asbes berbahaya bagi kesehatan. Para komunitas dokter di Kanada juga telah mengampanyekan bahaya tersebut. Namun memang masyarakat belum memahami itu.
AVIT HIDAYAT