TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mewanti-wanti dengan keras, bagaimana seharusnya polisi bertugas dalam mengatasi konflik di masyarakat. Kalla mengatakan polisi harus bertindak adil dalam menjalankan tugas. Sikap ini dilakukan untuk menghindari konflik yang bisa muncul di masyarakat.
"Anda hari ini mayor atau AKBP, nanti Anda jadi jenderal, lebih tinggi lagi, maka yang pertama harus Anda pegang bahwa sebagai pejabat apa pun yang pertama harus bertindak adil," kata Jusuf Kalla saat memberikan pengarahan pada kepeserta program pendidikan Sekolah Pimpinan Menengah (Sespimmen) Kepolisian RI di Istana Wakil Presiden, Selasa, 11 Juli 2017.
BACA: Banyak Insiden, Indonesia Pantau Kondisi Keamanan Global
Acara pengarahan ini dihadiri 246 anggota Polri dengan pangkat komisaris polisi hingga ajun komisaris besar polisi. Mereka adalah para calon kapolres yang sedang mengikuti pendidikan di Sespimmen Polri. Kuliah umum dari Kalla bertema mengatasi bagaimana konflik sosial. Ini dilakukan karena Kalla dikenal sebagai tokoh perdamaian yang berperan dalam mengatasi konflik di sejumlah tempat, seperti Ambon, Poso, maupun Aceh.
Menurut Kalla, ketidakadilan selalu menyebabkan konflik, misalnya ketidakadilan di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Cara penyelesaian konflik tersebut hanya satu, yakni menciptakan keadilan.
BACA: Jusuf Kalla Tak Setuju Ada Ormas Sweeping Atribut Natal
Karena itulah, kata Kalla, tujuan berbangsa adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adil tidak cukup tanpa disertai kemakmuran, demikian sebaliknya.
Kalla mengatakan polisi adalah aparat yang berada di garda depan dalam mengatasi konflik di masyarakat. Begitu ada konflik, masyarakat akan mencari atau mendatangi polisi, bukan bupati, wakil presiden, atau presiden. Karena itu, Kalla meminta polisi untuk siap menghadapi keadaan tersebut.
Untuk bisa memahami sumber konflik, Kalla mengatakan polisi harus mempunyai kerangka berpikir kritis dengan menganalisis melalui sejumlah pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, siapa yang berbuat, mengapa terjadi, bagaimana terjadi, kemudian baru bagaimana mengatasinya. "Itu selalu menjadi kerangka berpikir yang Anda harus mulai pikirkan," kata Kalla.
AMIRULLAH SUHADA