Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Allan Nairn Pernah Ungkap Prabowo Mencemooh Gus Dur

image-gnews
Jurnalis investigasi asal Amerika Serikat Allan Nairn memberikan keterangan kepada media terkait kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia di di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin 3 November 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Jurnalis investigasi asal Amerika Serikat Allan Nairn memberikan keterangan kepada media terkait kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia di di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin 3 November 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Allan Nairn, jurnalis Amerika Serikat yang tulisan investigasinya mengenai rencana makar di Indonesia yang melibatkan militer kini menjadi kontroversi, sebelumnya pernah mengunggah hasil wawancaranya dengan Prabowo Subianto di laman pribadinya www.allannairn.org pada Juni 2014. Nairn mengungkap, dalam wawancara pada 21 Juni dan 2 Juli 2001, itu Prabowo mencemooh Presiden Abdurrahman Wahid--akrab disebut Gus Dur--dan menyebut Indonesia belum siap berdemokrasi.

"Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin malu saja!" kata Prabowo, seperti ditulis Nairn di lamannya, 24 Juni 2014. "Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, ganteng, dan sekarang presiden kita buta!"

Baca: Allan Nairn Selalu Datang dengan Laporan Mengguncang

Dalam perbincangan selama empat jam itu, Prabowo tak henti-hentinya mengecam Gus Dur dan demokrasi. "Indonesia belum siap untuk demokrasi," kata bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus tersebut, seperti ditulis Nairn.

Nairn juga mengungkapkan bagaimana cara dia mendapatkan kesempatan wawancara dengan Prabowo itu. Saat wawancara dengan Tempo pada 2 Juli 2014 di Kantor Tempo, Nairn mengaku menghubungi Prabowo melalui ajudannya. Ia pun mengaku tidak tahu kenapa akhirnya Prabowo bersedia dia wawancarai.

"Kenapa dia mau? Saya tidak tahu. Mungkin dia pikir kami bisa berbicara tentang hal-hal menarik. Waktu itu saya mendekati dia untuk wawancara tentang pembunuhan di luar Timor Leste yang sedang saya selidiki," kata dia seperti dikutip Majalah Tempo edisi 7 Juli 2014.

Namun, saat itu Nairn menolak menyebutkan pembunuhan apa yang sedang dia selidiki. "Saya tidak bisa mengatakannya sekarang kepada Anda karena saya masih mengerjakan tulisan tentang itu. Yang pasti Prabowo memberi background yang berguna untuk saya. Kami akhirnya berbicara tentang politik dan topik lain, termasuk kerja sama Prabowo dengan Amerika," ucapnya.

Baca: Dewan Pers Ajak Harry Tanoe Tak Polisikan Tulisan Allan Nairn

Prabowo, Nairnmenulis, juga memuji keberanian Jenderal Pervez Musharraf saat menjatuhkan Perdana Menteri Pakistan dari sipil. "Apa saya cukup punya nyali?" ujar Prabowo. "Apa saya siap jika disebut 'diktator fasis'?" Prabowo, Nairn melanjutkan, menyebut Musharraf punya nyali. Tapi Prabowo membiarkan pertanyaannya sendiri soal nyali tersebut tak terjawab.

Jurnalis yang mendapat penghargaan Robert F. Kennedy Memorial ini mengakui bahwa Prabowo saat itu bersedia diwawancarai asalkan semua informasi yang diberikan tak dibuka kepada publik alias off the record. Tapi Nairn mengakui sengaja melanggar kesepakatan anonimitas itu.

"Saya pikir kerugian yang saya hadapi ketika melanggar anonimitas tidak sebanding dengan kerugian yang lebih besar jika rakyat Indonesia pergi ke tempat pemungutan suara tanpa mengetahui fakta-fakta penting yang selama ini tidak bisa mereka akses," demikian ditulis Allan.

Baca: Allan: Prabowo Bisa Jadi Presiden Berbahaya

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilihan Presiden 2014 ragu akan keterangan Allan. "Saya sama sekali tidak yakin itu," kata Fadli saat dihubungi Tempo, 27 Juni 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Fadli, sepanjang Juni dan Juli 2001, tidak pernah ada wawancara Prabowo dengan jurnalis asing. "Tidak pernah ada itu," ujarnya.

Fadli menyebut informasi ini sebagai bagian dari kampanye hitam terhadap Prabowo menjelang pemilihan presiden 2014. "Ini hanya kerjaan media asing yang memang sebagian besar banyak yang ingin menjatuhkan Prabowo dan mencegahnya menjadi presiden."

Adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengomentari tulisan Nairn itu, Kamis 3 Juli 2014. "Sudahlah. Sampah, sampah itu."

Dalam posting artikel berikutnya, 27 Juni 2014, Nairn menegaskan, "Jika Jenderal Prabowo ingin menyangkalnya, saya mempersilakan beliau mengajukan gugatan pencemaran nama baik dan menghadapi saya di pengadilan Indonesia.

Baca: Allan Nairn Tantang Jokowi Lewat Situsnya

Kini, Allan Nairn kembali menyita perhatian publik Indonesia. Setelah membuka wawancara off the record dengan Prabowo it, belum lama ini,u Allan kembali mengunggah laporannya yang kemudian diterjemahkan oleh situs berita Tirto.id dengan judul Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar.

Dalam laporannya itu, Allan mengatakan unjuk rasa besar yang terjadi di Jakarta, bukan semata-mata untuk mendesak pemerintah agar memberhentikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, tujuannya lebih dari itu. Ia menyebutkan adanya upaya untuk menggulingkan pemerintahan dengan menciptakan kekacauan di kalangan masyarakat.

Allan Nairn menyebut beberapa tokoh terlibat dalam upaya itu seperti Fadli Zon, Hary Tanoesoedibjo, Kivlan Zein, Rizieq Syihab, Tommy Soeharto, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam laporannya, Fadli Zon dan Harry Tanoe dianggap sebagai pendukung utama upaya makar ini.

Lihat juga: Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi

Tulisan itu pun mendapat reaksi keras dari orang yang namanya disebut. Fadli Zon tengah mempertimbangkan melaporkan Allan Nairn ke polisi. Sementara itu, Hary Tanoesoedibjo, sudah membuat laporan terhadap jurnalis Amerika Serikat itu ke Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Selasa, 25 April 2017 kemarin.

RINA W. | RIKY FERDIANTO | PDAT (PUSAT DATA DAN ANALISA TEMPO)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Laporan Allan Nairn, Amien Rais: Dia Siapa, Sok Tahu Soal Prabowo

17 April 2019

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais memberi sambutan saat peresmian Masjid Nurul Wathan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Selasa, 16 April 2019. Peresmian masjid itu turut dihadiri Kiai Abdul Rasyid Syafii, Ansufri Idrus Sambo, Salim Segaf Al-Jufri, Sohibul Iman, Djoko Santoso, Fadli Zon, Fahri Hamzah, serta putra sulung musisi Ahmad Dhani, Al-Ghazali. Foto: Istimewa
Laporan Allan Nairn, Amien Rais: Dia Siapa, Sok Tahu Soal Prabowo

Amien Rais menyebut Allan Nairn mengada-ngada soal laporan dia tentang Prabowo.


Soal Laporan Allan Nairn dan Reaksi Kubu Prabowo

16 April 2019

Pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga berpelukan dalam debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Soal Laporan Allan Nairn dan Reaksi Kubu Prabowo

Jurnalis asal Amerika Serikat Allan Nairn mengeluarkan laporan yang menyudutkan Prabowo Subianto.


Ini Dua Alasan Ratna Sarumpaet Ajukan Jadi Tahanan Kota

7 Oktober 2018

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Ini Dua Alasan Ratna Sarumpaet Ajukan Jadi Tahanan Kota

Menurut kuasa hukum Ratna Sarumpaet, Insank Nasrudin, kliennya dapat lebih mudah berobat ke rumah sakit bila menjadi tahanan kota.


Kapolda Metro Jaya Instruksikan Bentuk Satgas Berantas Preman

31 Agustus 2018

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis memberi sambutan pada acara pengiriman bantuan kemanusiaan kepada korban Gempa Lombok di Polda Metro Jaya, Rabu, 8 Agustus 2018. Bantuan ini akan diterbangkan menggunakan pesawat Hercules langsung ke Pulau Lombok. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Kapolda Metro Jaya Instruksikan Bentuk Satgas Berantas Preman

Kapolda memerintahkan operasi besar-besaran menangkap preman menjelang penutupan Asian Games.


Malam Ini, Polda Metro Mulai Berantas Penjambretan dan Begal

3 Juli 2018

Ilustrasi penjambretan. Rideapart.com
Malam Ini, Polda Metro Mulai Berantas Penjambretan dan Begal

Kapolda Metro Jaya memerintahkan kapolres memberantas aksi penjambretan di wilayahnya selama sebulan.


Alumni 212 Minta Polisi Segera Umumkan SP3 Kasus Rizieq Shihab

15 Juni 2018

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengunjungi lokasi posko banjir di Kemuning, Keluarahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 22 Februari 2017. Tempo/Avit Hidayat
Alumni 212 Minta Polisi Segera Umumkan SP3 Kasus Rizieq Shihab

Di media sosial beredar kabar kalau penghentian penyidikan (SP3) kasus Rizieq Shihab sudah diterbitkan polisi.


Polisi Tolak Konfirmasi SP3 Rizieq Shihab

15 Juni 2018

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono (Tengah) saat jumpa pers di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Minggu, 29 Oktober, 2017. TEMPO/M. Yusuf Manurung
Polisi Tolak Konfirmasi SP3 Rizieq Shihab

Mabes Polri disebut akan jelaskan kasus Rizieq Shihab


Kebakaran di Polda Metro, Berkas Penerimaan Pegawai Baru Aman

8 April 2018

Petugas merapikan barang-barang pascakebakaran di lantai dasar Gedung Biro SDM Polda Metro Jaya, Jakarta, 7 Apri 2018. Sebelum mobil pemadam kebakaran datang, tiga mobil water canon dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah tersebut. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kebakaran di Polda Metro, Berkas Penerimaan Pegawai Baru Aman

Kebakaran terjadi di gedung Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Metro Jaya.


Kasus Ibu Sekap Anak, Polda Metro Akan Periksa Lagi CW Besok

18 Maret 2018

Chandri Widarta, ibu yang diduga menyekap dan melakukan kekerasan fisik dan psikis terhadap 5 anak adopsinya usai diperiksa di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Maret 2018 Tempo/Andita Rahma
Kasus Ibu Sekap Anak, Polda Metro Akan Periksa Lagi CW Besok

Polda Metro Jaya akan kembali memeriksa Chandri Widarta atau CW sebagai saksi terlapor dalam kasus ibu sekap anak, besok, Senin 19 Maret 2018.


Polisi Akan Periksa Dishub DKI Soal Jalan Jatibaru Tanah Abang

7 Maret 2018

Petugas Satpol PP berjaga di kawasan Jalan Jatibaru Raya depan Stasiun Tanah Abang, Selasa, 23 Januari 2018. TEMPO/Caesar Akbar
Polisi Akan Periksa Dishub DKI Soal Jalan Jatibaru Tanah Abang

Polda Metro Jaya akan melakukan pemeriksaan terhadap jajaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta terkait dengan penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang.