TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengatakan telah menanyakan perihal musibah crane jatuh di Masjidilharam, September 2015, kepada rombongan Kerajaan Arab Saudi. Hal itu disampaikan saat kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Fahri memastikan Kerajaan Arab akan bertanggung jawab atas nasib korban crane jatuh.
“Saya tanya soal crane jatuh dan sebagainya, itu salah paham. Itu semua prosesnya itu langsung, mereka begitu komit, lalu mengidentifikasi korban, verifikasi jumlahnya, siapa ahli warisnya,” katanya di DPR, Jumat, 3 Maret 2017.
Baca: Raja Salman Datang, Korban Crane Roboh Tagih Janji Santunan
Menurut Fahri, prosesnya tidak bisa terbuka dengan mengumumkan satu per satu nama korban crane jatuh dan ahli warisnya lalu membayar dengan sejumlah uang karena akan menimbulkan kerusuhan.
Fahri menuturkan verifikasi dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mendata keluarga korban dan dilakukan kroscek dari kedua pihak, yaitu Indonesia dan Arab Saudi. Indonesia bisa melakukan pendataan lokal mengenai keluarga korban. Sedangkan pihak Arab Saudi nantinya akan mencocokkan DNA korban dengan keluarga di Indonesia.
Menurut Fahri, setelah tahapan itu selesai, pihak Arab Saudi akan membayar kerugian kepada ahli waris korban crane jatuh. Ia mengklaim prosesnya sudah berjalan. Bahkan ia mengaku mendengar ada yang sudah dalam tahapan pembayaran. “Tidak benar itu kalau mereka enggak komit,” ucapnya.
Baca: Hingga Kini Korban Crane Masjidilharam Belum Dapat Santunan
Musibah crane jatuh di Masjidilharam, Mekah, Arab Saudi, telah mengakibatkan sedikitnya 107 anggota jemaah haji tewas dan 238 orang terluka. Insiden itu terjadi Jumat, 11 September 2015, sekitar pukul 17.30 waktu setempat, akibat hujan dan badai yang melanda wilayah tersebut. Badai dan angin kencang tersebut mengakibatkan salah satu crane jatuh di area masjid yang sedang mengalami proyek perluasan.
DANANG FIRMANTO