TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan tidak ada penambahan jumlah personel polisi untuk mengamankan demonstrasi 2 Desember yang rencananya diadakan Front Pembela Islam.
"Jumlahnya masih seperti yang kemarin (demonstrasi 4 November), tidak berubah. Kalau kemarin kan 18 ribu personel, masih tetap personelnya," kata Boy di Senen, Jakarta Pusat, Minggu, 20 November 2016.
Boy mengatakan pola pengamanan pun masih sama. Dia meminta koordinator lapangan unjuk rasa kooperatif dengan polisi. "Tujuan demo baik, mengekspresikan pendapat. Tujuan kami mengamankan adalah bentuk pelayanan kami. Jadi semuanya diharapkan saling menghormati sehingga tujuan utama penyampaian aspirasi tercapai dan tujuan kepolisian dalam rangka menjamin keamanan juga tercapai," ujar Boy.
Boy menjelaskan, pola pengamanan unjuk rasa adalah preventif dan persuasif. Kepolisian, kata dia, ingin meningkatkan komunikasi dengan koordinator unjuk rasa di lapangan.
"Kami mengutamakan pencegahan, tapi pengalaman yang kemarin ada upaya merusak unjuk rasa damai. Ini yang harus kita waspadai. Jangan sampai peristiwa-peristiwa seperti kemarin terjadi, ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi dan menyerang petugas," ujar Boy.
Akibat kejadian itu, kata dia, 18 petugas polisi terluka. Saat ini, 2 di antaranya belum sembuh.
Boy juga meminta pengunjuk rasa tertib, terutama di jalan-jalan utama, seperti di Jalan M.H. Thamrin dan Jenderal Sudirman. Sebab, kata dia, kedua jalan ini merupakan urat nadi aktivitas pemerintahan dan masyarakat.
REZKI ALVIONITASARI