TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa Indonesia menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam bukan karena mengajukan diri, melainkan lantaran diminta.
"Palestina yang meminta kami jadi tuan rumah," ujarnya di Kantor Staf Kepresidenan, Rabu, 2 Maret 2016.
Retno melanjutkan, permintaan Palestina itu pertama kali disampaikan saat Indonesia menggelar International Conference on the Question of Jerusalem pada 2015. Permintaan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al-Malki dan Sekretaris Jenderal OKI Iyad Madani.
Permintaan itu dibahas lebih lanjut dalam pertemuan di Jeddah, Arab Saudi. Retno berkata, dalam pertemuan itu, tak ada satu pun negara yang berkeberatan Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI.
"Setelah itu, Sekjen OKI menyampaikan undangan ke Presiden Joko Widodo. Itulah yang melatarbelakangi Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI," tuturnya.
Retno menambahkan bahwa KTT Luar Biasa ini akan berhubungan juga dengan KTT OKI di Turki pada April mendatang. KTT di Indonesia bertujuan mencari jalan menyelesaikan masalah kemerdekaan Palestina, sedangkan KTT pada April nanti untuk isu yang lebih luas.
ISTMAN MP