TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang tak dikenal merusak puluhan toko di Kota Sorong, Papua Barat, pada Kamis, 4 Februari 2016. Aksi perusakan puluhan toko itu bertepatan dengan prosesi arak-arakan warga mengantar jenazah seorang pelajar etnis Maybrat yang tewas ditikam orang tidak dikenal.
Ratusan orang turut dalam arak-arakan jenazah dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sorong menuju kantor Wali Kota Sorong. Sepanjang jalan, massa merusak puluhan toko.
Namun Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letnan Kolonel Teguh Pudji Raharjo membantah telah terjadi kerusuhan. “Bukan bentrok, dan masalahnya juga sudah selesai. Hanya masalah kriminal saja,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis malam, 4 Februari 2016.
Teguh menjelaskan, ada seorang warga dari suku Ayamaru yang tewas dibunuh. Sejumlah warga suku tersebut tidak terima dan menuntut pembunuhnya diungkap. “Mereka menuding warga dari suku Kei pelakunya. Tapi, sejauh ini, masih dalam proses penyelidikan polisi,” ucap Teguh.
Akibatnya, tutur Teguh, warga tidak terima. Polisi pun memblokade agar warga tidak rusuh, tapi tetap saja terjadi kericuhan. Teguh mengklaim tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
ANTARA | BAGUS PRASETIYO