TEMPO.CO, Tegal - Dian Juni Kurniadi, 25 tahun, salah satu terduga pelaku serangan teroris di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Kamis pekan lalu, tercatat sebagai alumnus SMK Negeri 1 Adiwerna, Kabupaten Tegal. Ketika masih duduk di bangku sekolah, Dian dikenal sebagai orang yang berprestasi. Bahkan dia kerap menjadi juara kelas.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Adiwerna Rahmat membenarkan Dian pernah menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Siswa dengan nomor induk 058588 itu masuk sekolah pada 2005 dan lulus pada 2008. "Ya, Dian memang pernah sekolah di sini," kata Rahmat sambil menunjukkan nama Dian Juni Kurniadi di buku induk sekolah, Sabtu pekan lalu.
Menurut dia, saat masih bersekolah, Dian tercatat sebagai siswa jurusan Teknik Permesinan. Nilai Dian saat itu tidak pernah jeblok. Pria kelahiran 23 Juni 1990 ini juga tergolong rajin dan tidak pernah bolos sekolah. "Nilai Dian rata-rata minimal 8. Di atas teman-temannya," kata Rahmat.
Rahmat dan guru-guru lain mengaku kaget mendengar kabar Dian menjadi salah satu terduga pelaku teror di kawasan simpang empat Sarinah tersebut. Pasalnya, semasa menjadi siswa di sekolah tersebut, Dian tidak pernah menunjukkan perilaku yang aneh. "Aktivitasnya wajar-wajar saja," kata Rahmat.
Kepala Sekolah Parman menampik sekolah yang dipimpinnya mengajarkan terorisme. "Yang kami ajarkan kepada siswa itu sesuai dengan standar nasional. Ya sesuai dengan jurusannya, jurusan teknik mesin, ya, diajarin mbubut mesin," katanya. "Yang jelas Dian kan sudah lulus dari sekolah ini, jadi sudah bukan tanggung jawab kami lagi."
Selesai menempuh pendidikan SMK, anak ketiga dari empat bersaudara itu sempat menjadi mekanik di perusahaan peternakan ayam di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Keluarga juga tidak pernah menyangka jika Dian menjadi salah satu terduga pelaku dalam aksi pengeboman itu. Selama ini, keluarga hanya tahu Dian bekerja di Kalimantan. "Kami tidak tahu kalau dia di Jakarta. Yang kami tahu, dia di Kalimantan," kata Kusnoto, paman Dian.
Menurut Kusnoto, Dian jarang berkomunikasi dan bersosialisasi dengan warga sekitar. Setiap kali pulang kampung, Dian lebih sering di rumah atau pergi ke luar bersama temannya. Dian terakhir kali pulang ke Tegal sekitar sebulan yang lalu. "Mungkin itu komunikasi terakhir Dian dengan keluarga karena memang jarang telepon," kata Kusnoto.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ