TEMPO.CO, Kalabahi - Kabupaten Alor masih kekurangan dokter spesialis. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah setempat adalah menyekolahkan anak-anak pribumi untuk menjadi dokter spesialis.
"Kami harus menyiapkan sumber daya manusia karena kami ini tinggal di pulau," kata Bupati Alor Amon Djobo, Kamis, 14 Januari 2016. Dia menjelaskan kejadian luar biasa terkait dengan kesehatan sangat rentan terjadi. "Kalau kami tidak persiapan, bisa mati semua di sini."
Amon berujar Pemerintah Kabupaten Alor mengalokasikan APBD untuk menyekolahkan anak-anak penduduk asli sejak 18 tahun lalu. Sampai saat ini, sudah ada 32 anak yang memperoleh bantuan pendidikan.
Amon mengatakan beberapa di antara anak-anak itu sudah ada yang kembali ke Alor dan mengabdi di fasilitas kesehatan Alor. "Masih ada juga yang sekolah spesialis. Ada yang sedang belajar jantung dan kandungan," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Alor memenuhi kebutuhan dokter spesialis dengan cara melakukan kontrak dengan dokter-dokter dari luar daerah. Namun, diakuinya, tak mudah mencari dokter yang bersedia mengabdi di kabupaten kepulauan seperti Alor.
Amon melanjutkan, RSUD Alor dan Puskesmas sudah memiliki dokter spesialis penyakit dalam, kandungan, anestesi, dan jantung. Ke depan, Amon ingin menyediakan spesialis mata. "Nanti akan kami sekolahkan," ujarnya.
Kabupaten Alor memiliki 237 ribu penduduk yang tersebar di 17 kecamatan. Ada sekitar 1.300 petugas kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah itu.
NINIS CHAIRUNNISA