TEMPO.CO, Jombang - Rangkaian penangkapan sejumlah terduga teroris termasuk di Jawa Timur beberapa hari lalu mengingatkan bahwa potensi terorisme bisa muncul di mana pun dan kapan pun, termasuk di lingkungan terdekat kita.
Tokoh pluralisme yang juga pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, K.H. Salahuddin Wahid, mengatakan terorisme yang ada di Indonesia tak bisa lepas dari geopolitik dunia internasional. “Akar terorisme itu radikalisme, tapi radikalisme tidak selalu berujung pada terorisme,” kata ulama yang akrab disapa Gus Sholah ini saat dihubungi, Jumat, 25 Desember 2015.
Gus Sholah mengatakan penanggulangan terorisme bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi juga semua masyarakat. “Ini tanggung jawab kita semua,” katanya. Mantan Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ini mengatakan untuk menanggulangi terorisme tidak hanya menggunakan cara-cara represif. “Pemerintah melalui kepolisian sudah melakukan cara-cara represif itu, tapi yang paling penting adalah cara mencegahnya atau preventif."
Menurutnya, cara pencegahan terorisme adalah melalui pendidikan. “Saya kira melalui pendidikan, pendidikan yang mengajarkan toleransi dan menghargai perbedaan,” katanya. Gus Sholah menjelaskan bahwa toleransi yang dimaksud adalah toleransi dalam urusan sosial kemasyarakatan. “Yang saya maksud toleransi sosial, kalau soal akidah (keyakinan iman) itu urusan masing-masing,” katanya.
DI tempat terpisah, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga berpesan agar masyarakat mencontoh Nabi Muhammad yang tidak memaksakan kehendak dan dan bersikap adil baik kepada muslim maupun nonmuslim. “Di bawah kepemimpinan Rasulullah, seluruh masyarakat yang dipimpin baik agama dan suku apapun semua dalam keadaan aman. Ini yang harus ditumbuhkan,” katanya saat peringatan maulid Nabi Muhammad di Lapangan Surodinawan, Kota Mojokerto, Kamis, 24 Desember 2014.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini juga berpesan pada setiap orang tua agar mengajarkan kebaikan dan menjaga moral anak-anak. “Bapak dan ibu harus sama-sama mengingatkan anak untuk salat,” katanya. Lingkungan keluarga, menurut Khofifah, merupakan unit terkecil dari masyarakat yang akan menentukan perjalanan bangsa ke depan.
Ia juga mengingatkan hikmah dibalik perbedaan agama, suku, dan etnis. “Kenapa berbeda-beda, dalam Al-Quran disebutkan agar kita berlomba-lomba menuju kebaikan,” ujarnya.
ISHOMUDDIN